Home    About Me    Equipment    Aktivitas    Astrofotografi    Observasi    Downloads   Video    Gallery    Tamu   

Kamis, 25 Mei 2006

Istiwa A'zam di Mekkah



SAAT PALING TEPAT MENENTUKAN ARAH KIBLAT

Matahari berada tepat di titik Zenit kota Mekkah pada 28 Mei 2006 pukul 09.18 GMT atau 12.18 Waktu Makkah (GMT+3) atau 16.18 WIB (GMT+7) serta 16 Juli 2006 pukul 09.26 GMT atau 12.26 Waktu Mekkah (GMT+3) atau 16.26 WIB (GMT+7)

"Dan dari mana saja engkau keluar (untuk mengerjakan sembahyang), maka hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram (Ka'bah), dan sesungguhnya perintah berkiblat ke Ka'bah itu adalah benar dari Tuhanmu. Dan (ingatlah), Allah tidak sekali-kali lalai akan segala apa yang kamu lakukan." ( QS. Al-Baqarah : 149 )
“ Baitullah ( Ka'bah ) adalah kiblat bagi orang-orang di dalam Masjid Al-Haram dan Masjid Al-Haram adalah kiblat bagi orang-orang yang tinggal di Tanah Haram ( Makkah ) dan Makkah adalah qiblat bagi seluruh penduduk bumi, Timur dan Barat dari umatKu” ( Hadith Riwayat Al-Baihaqi )
Di atas Kota Makkah (Ka'bah) matahari tepat berada di titik Zenith pada tanggal 28 Mei 2006 pukul 12.18 Waktu Makkah (Yogyakarta pukul 16.18 WIB) dan 16 Juli 2006 pukul 12.26 Waktu Mekkah (Yogyakarta pukul 16.26 WIB).
Istiwa adalah saat saat posisi matahari melintas tepat di meridian langit. Dalam penentuan waktu shalat istiwa digunakan sebagai pertanda masuknya waktu shlalat Zuhur. Istiwa A'zam atau 'istiwa utama' adalah peristiwa astronomis saat posisi matahari berada tepat di titik Zenith (tepat di atas kepala) suatu tempat. Peristiwa ini hanya terjadi di daerah yang memiliki lintang tidak lebih dari 23,5˚ Lintang Utara dan 23,5˚ Lintang Selatan. Istiwa A'zam yang terjadi di kota Makkah dimanfaatkan oleh kaum Muslimin di negara-negara sekitar Arab khususnya yang berselisih waktu tidak lebih dari 5 (lima) jam untuk menentukan arah kiblat secara presisi. Istiwa A'zam di Makkah terjadi dua kali dalam setahun yaitu pada tanggal 28 Mei sekitar pukul 12.18 Waktu Makkah dan 16 Juli sekitar pukul 12.26 Waktu Makkah. Fenomena Istiwa A'zam terjadi akibat pergerakan semu matahari yang disebut gerak tahunan matahari (musim) sebab selama bumi beredar mengelilingi matahari sumbu bumi miring 66,5˚ terhadap bidang edarnya secara tetap mengarah ke kutub langit sehingga selama setahun dilihat dari bumi matahari mengalami pergeseran ke arah Utara dan Selatan setiap hari.
Teknik penentuan arah kiblat menggunakan Istiwa A'zam sebenarnya sudah dipakai lama sejak ilmu falak berkembang di Timur Tengah. Demikian halnya di Indoensia dan beberapara negara-negara Islam yang lain juga banyak menggunakan teknik ini. Sebab teknik ini memang tidak memerlukan perhitungan yang rumit dan siapapun dapat melakukannya. Yang diperlukan hanyalah sebilah tongkat dengan panjang lebih kurang 1 meter dan diletakkan berdiri tegak di tempat yang datar dan mendapat sinar matahari. Nah pada tanggal dan jam sat terjadinya peristiwa Istiwa A'zam di Mekkah simaklah bayangan yang terjadi. Karena di negara kita peristiwanya terjadi pada sore hari maka arah bayangan tongkat adalah ke Timur, sedangkan arah bayangan sebaliknya yaitu yang ke arah Barat agak serong ke Utara merupakan arah kiblat yang benar. Cukup sederhana dan tidak memerlukan ketrampilan khusus serta perhitungan yang njlimet. Jika hari itu gagal karena matahari terhalang oleh mendung maka masih diberi roleransi penentuan dilakukan pada H-1 atau H+1.

Penentuan arah kiblat menggunakan teknik seperti ini memang hanya berlaku untuk daerah-daerah
yang pada saat peristiwa Istiwa A'zam dapat melihat secara langsung matahari dan untuk penentuan waktunya menggunakan konversi waktu terhadap Waktu Makkah. Sementara untuk daerah lain di mana saat itu matahari sudah terbenam misalnya wilayah Indonesia bagian Timur praktis tidak dapat menggunakan teknik ini. Sedangkan untuk sebagian wilayah Indonesia bagian Tengah barangkali masih dapat menggunakan teknik ini karena posisi matahari masih mungkin dapat terlihat. Namun demikian masih ada teknik lain yang juga menggunakan bayangan matahari untuk menentukan arah kiblat dari suatu tempat di seluruh permukaan bumi yang akan dibahas nanti pada artikel berikutnya.

Tempat-tempat yang memungkin penentuan arah kiblat berada di daerah terang. (Sky View Cafe)
Berdasarkan perhitungan astronomis menggunakan program Simulator Planetarium Starrynight diperoleh posisi matahari secara presisi saat terjadinya Istiwa Azam di Mekkah. Saat itu tanggal 28 Mei 2006 pukul 09:18:37 GMT atau 12:18:37 Waktu Makkah atau 16:18:37 WIB serta 16 Juli 2006 pukul 09.26 GMT atau 12.26 Waktu Mekkah (GMT+3) atau 16.26 WIB (GMT+7) dengan posisi matahari berada di azimuth 294° 42.792' dan ketinggian (altitude) 14° 37.9'. Seperti tertera pada gambar di bawah ini.
Posisi matahari saat terjadinya Istiwa A'zam dilihat dari Yogyakarta. Posisi matahari masih cukup tinggi untuk melakukan pengamatan dan pengukuran.
Teknik Penentuan Arah Kiblat menggunakan Istiwa A'zam :
  1. Tentukan lokasi masjid/mushalla/langgar atau rumah yang akan ditera arah kiblatnya.
  2. Sediakan tongkat lurus sepanjang 1 sampai 2 meter dan peralatan untuk memasangnya. Siapkan juga jam/arloji yang sudah dicocokkan waktunya secara tepat dengan radio/televisi/internet.
  3. Cari lokasi di samping atau di halaman masjid yang mendapatkan penyinaran matahari pada jam-jam tersebut serta memiliki permukaan tanah yang datar dan pasang tongkat secara tegak dengan bantuan pelurus berupa tali dan bandul seperti pada gambar di bawah.
  4. Tepat pada saat istiwa azamterjadi amatilah bayangan matahari yang terjadi (toleransi +/- 2 menit)
  5. Di Indonesia peristiwa Istiwa A'zam terjadi pada sore hari sehingga arah bayangan menuju ke Timur. Sedangakan bayangan yang menuju ke arah Barat agak serong ke Utara merupakan arah kiblat yang tepat.
  6. Gunakan tali, tembok atau pantulan sinar matahari menggunakan cermin untuk meluruskan lokasi ini ke dalam masjid/rumah dengan menyejajarkannya terhadap arah bayangan.
  7. Tidak hanya tongkat yang dapat digunakan untuk melihat bayangan. Menara, gedung, tiang listri, tiang bendera atau benda-benda lain yang tegak. Bahkan dengan teknik bandul yang kita gantung menggunakan tali rafia sepanjang 1 meter bayangannyapun dapat kita gunakan untuk menentukan arah kiblat.
Sebaiknya bukan hanya masjid atau mushalla/langgar saja yang perlu ditera arah kiblatnya. Mungkin rumah kita sendiri selama ini juga saat kita shalat belum tepat menghadap ke arah kiblat. Sehingga saat tersebut ada baiknya kita juga bisa menentukan arah kiblat dari rumah kita.
Catatan : Perlu diketahui sekali lagi bahwa dalam satu tahun istiwa a'zam di kota Makkah terjadi 2 kali
yaitu tanggal setiap 28 Mei (untuk tahun kabisat 27 Mei) sekitar jam 16:18 WIB dan 16 Juli (saat tahun kabisat 15 Juli) sekitar jam 16.26 WIB. Namun untuk melakukan penentuan arah kiblat tidak mutlak harus dilakukan pada tanggal tersebut bisa mundur atau maju 2-3 hari karena pergeserannya relatif sedikit yaitu sekitar 1/6 derajat setiap hari.

Cara menetukan arah kiblat menggunakan bayang matahari.




Alternatif penjejak bayangan matahari kreasi JAC.

Menggunakan Solar Tracker untuk menghitung sudut bayangan matahari untuk berbagai keperluan.
Sumber terkait:


3 komentar:

  1. Cara lain yang bisa digunakan dengan sangat efektif yaitu memakai software Google Earth Pro (aktifkan fasilitas ruler/path).

    BalasHapus
  2. ijin dishare ya pak...

    BalasHapus
  3. Makasih pak...artikelnya bagus, bermanfaat. Salam kenal n sukses Gan, kalau sempat kunjungi balik website-ku di: OBYEKTIF.COM

    Salam kompak:
    Obyektif Cyber Magazine
    (obyektif.com)

    BalasHapus