Home    About Me    Equipment    Aktivitas    Astrofotografi    Observasi    Downloads   Video    Gallery    Tamu   

Kamis, 31 Maret 2022

Prediksi Awal Ramadhan 1443 H di Indonesia


Bulan Ramadhan hampir tiba, namun hingga kini kepastian resmi kapan puasa akan dimulai belum kita dengar karena penentuan awal Ramadhan masih menunggu Sidang Isbat. Di sisi lain sudah ada ormas yang telah mengumumkan bahwa puasa akan dimulai pada 2 April 2022 maupun yang 3 April 2022. Seperti kita ketahui baik awal Ramadhan, Syawal maupun Zulhijjah selalu ditetapkan pemerintah melalui mekanisme sidang isbat yang digelar pada hari rukyatul hilal dikarenakan salah satu agendanya adalah menerima kesaksian terlihatnya hilal. Kecuali menunggu laporan rukyat dari seluruh kawasan Indonesia, isbat juga menggunakan panduan hisab yang disebut Kriteria Imkanur-Rukyat MABIMS. Sidang isbat penentuan awal Ramadhan kali ini akan dilaksanakan pada 1 April 2022 di kantor Kementerian Agama Jakarta dipimpin Menteri Agama dan dihadiri perwakilan ormas, ahli falak, duta-duta besar negara sahabat serta lembaga terkait seperti BMKG, LAPAN-BRIN, Planetarium, Bosscha, MUI, Mahkamah Agung dan juga Komisi 7 DPR RI. Agenda utama sidang ini adalah menetapkan kapan awal Ramadhan 1443 H dimulai.

PERGANTIAN KRITERIA MABIMS ke NeoMABIMS
Sejak 1992 sampai awal 2022 pemerintah Indonesia menggunakan kriteria ‘imkanur-rukyuat’ yang sering disebut ‘Kriteria MABIMS-238’. Kriteria ini merupakan hasil kesepakatan bersama forum Menteri Agama Brunei Indonesia Malaysia dan Singapura (MABIMS). Kriteria ini menyatakan bahwa hilal dianggap mungkin dirukyat jika tingginya tidak kurang dari 2° dan elongasinya tidak kurang dari 3° atau umur bulan lebih dari 8 jam. Kriteria ini sekaligus menjadi acuan disusunnya taqwin hijriyah negara-negara MABIMS selama hampir 30 tahun. Namun terhitung mulai tanggal 22 Februari 2022 pemerintah secara resmi mengganti kriteria tersebut menjadi kriteria yang dikenal sebagai Kriteria ‘Neo-MABIMS’ atau MABIMS-364 yang merupakan kriteria hasil Rekomendasi Jakarta 2017 dan telah melalui perjalanan panjang dan dikukuhkan pada musyawarah MABIMS berikutnya. Terhitung mulai tahun 2022 kriteria ini sudah resmi diberlakukan di 4 negara anggota MABIMS tersebut. Kriteria ‘imkanur-rukyat’ baru ini menyatakan bahwa “hilal dianggap mungkin dirukyat jika tingginya tidak kurang dari 3° dan elongasinya tidak kurang dari 6,4°”.

AWAL RAMADHAN DI INDONESIA

1. Menurut Taqwim Standar Pemerintah
Setiap tahun pemerintah melalui Kementerian Agama dan Tim Hisab Rukyat AKA Badan Hisab Rukyat (BHR) menyusun taqwim standard penetapan awal bulan Hijriyah melalui  rangkaian kegiatan Musyawarah Kerja (Muker) Hisab Rukyat. Kegiatan yang digelar setahun sekali tersebut menghadirkan pakar-pakar falak ahli hisab rukyat seluruh Indonesia untuk bersama-sama menyusun Taqwim Hijriyah nasional. inilah yang nantinya akan menjadi acuan pengaturan hari-hari libur keagamaan dan hari besar keagamaan yang sering disebut sebagai “tanggal merah”. Taqwin hasil muker inilah juga yang menjadi acuan kapan awal bulan dimulai dan kapan kegiatan rukyat dilakukan.  Selama kurun 1992 ~ 2022 taqwim disusun berdasarkan kriteria MABIMS238 yang lama. Sehingga kalau kita melihat kalender Taqwim Standard 2022 yang diterbitkan Kementerian Agama terlihat bahwa 1 Ramadhan jatuh pada Sabtu, 2 April 2022. Dengan bergantinya kriteria, Muker juga sudah menyiapkan “plan B” yaitu Taqwim yang berdasarkan kriteria baru MABIMS364 walaupun belum sempat dipubilkasikan karena pergantian kriteria setelah kalender dicetak.

Berdasarkan data astronomis ijtimak akhir Syaban terjadi pada Jumat, 1 April 2022 pukul 13:26 WIB. Ketinggian hilal di Indonesia berkisar antara 1° ~ 2,5° dengan elongasi bervariasi antara 2,5° ~ 3,5°.  Secara astronomis kondisi tersebut jelas tidak memberi kemungkinan hilal untuk bisa dirukyat dengan menggunakan alat bantu teleskop sekalipun.  Mengacu pada Kriteria MABIMS364 sebagai standard kriteria yang baru maka dengan melihat posisi hilal di kawasan Indonesia yang dianggap paling tinggi yaitu Sabang juga belum memenuhi syarat maka 1 Ramadhan sesuai Taqwim Standard akan jatuh pada tanggal Ahad, 3 April 2022 berdasarkan istikmal (menggenapkan bulan Syaban menjadi 30 hari). Seandainya ada klaim laporan rukyat di lapangan maka tentu akan ditolak. Hal ini menjadi penguat prediksi bahwa sidang isbat juga akan menetapkan awal Ramadhan jatuh pada hari Ahad, 3 April 2022.

Lalu bagaimana halnya dengan negara-negara MABIMS yang lain seperti Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam apakah kesimpulannya juga sama?  Berdasarkan pemaparan makalah negara-negara tersebut dalam Webinar Internasional yang diadakan oleh UIN Walisingo Semarang tanggal 23 Maret 2022 ke-4 negara MABIMS tersebut juga telah menetapkan awal Ramadhan jatuh pada Ahad, 3 April 2022 dalam taqwim mereka.

2. Menurut Muhammadiyah dan Persis
Ormas Muhammadiyah mendasarkan penetapan awal bulan dengan prinsip yang dipedomani yaitu “Hisab Wujudul Hilal” yang menyatakan bahwa “awal bulan dimulai jika sudah terjadi ijtimak dan Bulan terbenam setelah Matahari“. Berdasarkan posisi hilal pada hari terjadinya ijtimak tersebut maka dianggap “hilal telah wujud”. Dengan dasar ini akhirnya jauh-jauh hari Muhammadiyah sudah menetapkan bahwa awal Ramadhan jatuh pada Sabtu, 2 April 2022.

Sementara menurut Almanak Persatuan Islam (Persis) awal Ramadhan 1443 H jatuh pada Ahad, 3 April 2022. Hal ini didasarkan pada belum terpenuhinya Kriteria IR Persis yang menyatakan bahwa “awal bulan dimulai sore itu jika saat Matahari terbenam ketinggian Bulan lebih dari 3° (sebelumnya 4°) dan elongasinya lebih dari 6,4°“. Walaupun Persis menggunakan hisab namun dalam prakteknya ormas ini sepakat mengikuti keputusan isbat pemerintah.

3. Menurut Nahdlatul Ulama (NU)
Dalam setiap penetapan awal bulan komariyah NU selalu menggunakan prinsip “Rukyatul Hilal” dengan berpandu pada “hisab imkanur-rukyat”. Artinya kesaksian rukyat bisa saja ditolak ketika secara hisab hilal dianggap belum mungkin untuk dirukyat (belum imkan). Kesimpulannya ada 2 metode dalam penetapan awal bulan NU yaitu “rukyat” dan “istikmal”.   Sejak tahun 1992 bersamaan ditetapkannya kriteria MABIMS-234, NU menyepakati menggunakan kriteria imkanur-rukyat (IRNU) tersebut sebagai pedoman hisab taqwimnya. Menurut NU awal bulan dimulai ketika ada kesaksian rukyat hilal yang memenuhi syarat. Syarat tersebut yakni perukyat dianggap ‘adil’ dan posisi hilal sudah memenuhi syarat imkanurrukyat. Dalam prakteknya NU hanya mensyaratkan ketinggian minimal 2° sebagai syarat kesaksian rukyat bisa diterima tanpa elongasi maupun umur hilal. Dengan mengacu pada kriteria tersebut maka ada peluang kesaksian rukyat akan diterima. Dengan diberlakukannya kriteria baru MABIMS364 ketika kesaksian tersebuit dilaporkan ke sidang isbat tentu tidak akan diterima sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Hal ini membuka peluang NU bisa saja mengambil kesimpulan berbeda dengan sidang isbat. Namun kabar terakhir bahwa Rakesnas NU di Cipasung salah satu keputusannya adalah NU menerima kriteria MABIMS yang baru yang artinya klaim kesaksian tersebut juga akan ditolak secara internal. Akibatnya NU juga akan mendukung keputusan sidang isbat dengan menetapkan awal Ramadhan berdasarkan ‘istikmal’ karena tidak memenuhi kriteria. Sehingga awl Ramadhan akan jatuh pada Ahad, 3 April 2022.

4. Menurut Kriteria Lain
Kecuali kriteria-kriteria tersebut, di Indonesia juga berkembang beberapa kriteria yang digunakan oleh tarekat dan kelompok-kelompok kecil umat Islam dalam menentukan kapan jatuhnya awal bulan Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah. Kebanyakan diantaranya merupakan “kriteria warisan” yang menjadi pegangan atau kebiasaan yang didapatkan secara turun-temurun dari guru atau leluhurnya dalam menentukan jatuhnya awal tersebut. Cara-cara tersebut kadang tidak lazim namun ternyata masih banyak yang menggunakannya hingga sekarang diantaranya :

  • Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Mangkunegaran dan Pakualaman menggunakan Kalender Jawa Aboge/Asopon yang dibuat oleh Sultan Agung berdasarkan hisab urfi. Menurut kalender tersebut awal bulan Ramadhan kali ini jatuh pada Ahad, 3 April 2022.
  • Tarekat Naqsabandiyah Padang menggunakan hitungan berdasarkan tabel yang disusun oleh gurunya dahulu.
  • Tarekat An-Nadzir di Gowa, Sulawesi menggunakan pengamatan terhadap pasang-surut air laut.
  • Beberapa kelompok mendasarkan penetapan awal bulan menurut kemauan pemimpinnya baik yang konon berdasarkan ‘wangsit’ maupu mimpi.

5. Menurut Kriteria Rukyat Hilal Arab Saudi
Arab Saudi memiliki kalender resmi yang dinamakan kalender Ummul Qura untuk kepentingan administratif. Kriteria yang digunakan adalah “Telah terjadi ijtimak dan Bulan terbenam setelah Matahari terbenam di Makkah” maka sore itu dinyatakan sebagai awal bulan baru. Sementara untuk keperluan ibadah khususnya penetapan awal dan akhir Ramadhan serta awal Zulhijjah Saudi tetap berdasarkan rukyatul hilal. Penetapan awal bulan di Saudi juga banyak diikuti oleh negara lain termasuk sebagian warna negara Indonesia.  Sayangnya klaim rukyat dari pelapor sering terjadi tidak sesuai dengan kaidah astronomi dan hanya mendasarkan pada kecocokan kalender semata. Posisi hilal di Saudi walaupun sudah berada di atas ufuk dan cukup tinggi saat tapi masih di dalam area tidak bisa dirukyat,  namun besar kemungkinan akan ada ‘klaim’ rukyat dan diterima sehingga bisa dipastikan awal Ramadhan di Saudi akan jatuh pada Sabtu, 2 April 2022.

Kapan sebaiknya anda akan berpuasa sebaiknya ikutilah yang mantap, kita tentu tidak tahu mana yang mutlak benar karena kebenaran multak hanyalah milik Allah SWT semata. Semua pendapat berangkat dari ijtihad, semua ijtihad mendapat pahala benar bernilai 2 pahala salahpun masih dapat 1 pahala. Jangan memilih tanpa ilmu namanya ‘taklid buta’ maunya puasa ikut yang belakangan pas lebarannya ikut yang duluan. Wallahu a’lam.

Yogya, Maret 2022
Mutoha Arkanuddin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar