Hari ini, Senin tanggal 23 September 2013 adalah hari Equinox. Apa
itu Hari Equinox? Equinox adalah saat dimana posisi Matahari berada
tepat di ekuator langit artinya Matahari sedang berada tepat di atas
Katulistiwa Bumi. Equinox merupakan bagian dari siklus tahunan
pergerakan harian semu Matahari. Saat terbit, melintas dan terbenamnya
Matahari akibat kemiringan sumbu Bumi terhadap bidang orbitnya sebesar
66.56° maka selama setahun terjadi dua kali Equinox yaitu September
Equinox dan Maret Equinox.
Equinox kali ini secara geosentris terjadi pada Senin, 23 September 2013 pukul 03:44 WIB. Equinox berikutnya hingga tahun 2016 akan terjadi pada 20 Maret 2014 @ 23:57, 23 September 2014 @ 9:29 WIB, 21 Maret @ 05:45 WIB, 23 September @ 15:21 WIB, 20 Maret 2016 @ 11:30 WIB dan 22 September 2016 @ 21:21 WIB. Kecuali Equinox, suatu saat Matahari juga akan berada di titik paling Utara pada bulan Juni dan berada di titik paling Selatan pada bulan Desember yang dikenal dengan istilah Solstice.
Equinox kali ini secara geosentris terjadi pada Senin, 23 September 2013 pukul 03:44 WIB. Equinox berikutnya hingga tahun 2016 akan terjadi pada 20 Maret 2014 @ 23:57, 23 September 2014 @ 9:29 WIB, 21 Maret @ 05:45 WIB, 23 September @ 15:21 WIB, 20 Maret 2016 @ 11:30 WIB dan 22 September 2016 @ 21:21 WIB. Kecuali Equinox, suatu saat Matahari juga akan berada di titik paling Utara pada bulan Juni dan berada di titik paling Selatan pada bulan Desember yang dikenal dengan istilah Solstice.
Menurut
asal katanya Equinok bermakna panjang waktu siang sama dengan panjang
waktu malam seperti juga anggapan umum. Namun kenyataannya tidak. Saat
equinox ternyata siang masih lebih panjang dari malam. Contohnya di
Yogyakarta, pada hari ini menurut perhitungan Matahari terbit
pada pukul 05.28 WIB dan terbenam pada pukul 17.34 WIB. ternyata siang
lebih panjang 6 menit dari malam. Lho kenapa ya… hayoo ada yang tahu..?
Ya, ini tentunya terkait dengan difinisi tentang terbit dan terbenam
yang dihitung bukan pada saat pusat piringan Matahari menyentuh ufuk
akan tetapi saat piringan atas yang mnyentuh ufuk juga akibat adanya
refraksi atmosfer menyebabkan Matahari yang seharusnya sudah terbenam
masih terlihat.
Hari
ini merupakan saat yang paling tepat untuk menentukan titik arah Timur
ketika Matahari terbit dan titik arah Barat ketika Matahari terbenam.
Selain itu di Indonesia fenomena ini menandai awal Musim Hujan,
sedangkan di Belahan Bumi Utara menandai awal Musim Gugur (Autum/Fall)
dan di Belahan Bumi Selatan menandai awal Musim Semi (Spring). Lagi,
bagi anda yang di rumah berlangganan TV satelit, biasanya saat hari
Equinox tiba banyak Channel televisi yang terganggu akibat fenomena yang
dinamakan “Sun Outage” atau Gerhana Satelit yaitu saat satelit berada
tepat diantara Bumi dan Matahari. Saat itu penerima satelit di Bumi akan
terganggu oleh oleh sinyal yang kuat dari Matahari sehingga selama
beberapa saat gambar TV akan hilang atau terganggu.
Di
kota Pontianak, Kalimantan Barat terdapat monumen yang dinamakan Tugu
Katulistiwa. Tugu ini dibangun pada 1928 oleh para astronom Belanda yang
sedang melakukan expedisi di sana. Sepuluh tahun kemudian seorang
arsitek Indonesia yang bernama Silaban menyempurnaka bangunan ini
sehingga menjadi lebih indah. Ada sebuah tradisi menarik disana saat
datangnya peristiwa Equinox. Berbagai pertunjukan kesenian khas dari
etnik dayak dan Malaysia digelar di sana. hari itu Tugu Khatulistiwa
akan kehilangan bayangannya saat tengah hari selama beberapa menit.
Fenomena inilah yang menarik banyak wisatawan untuk berkunjung ke tempat
dimana batas belahan bumi Utara-Selatan berada yaitu tepat di titik nol
derajat (saya cek pakai Google Earth ternyata geser 116 meter dari
garis Ekuator) Apa harus digotong lagi? Nah lho.. kenapa ya!
Ada mitos yang berkembang terkait hari equinox ini, salah satunya adalah "telor berdiri". Konon saat peristiwa equinox kita akan dengan mudah dapat mendirikan telor di atas permukaan datar pada saat tengah hari, dimana pada hari-hari lain hal ini sangat sulit. Namun apakah benar yang disangkakan orang-orang tersebut bahwa pengaruh "keseimbangan gravitasi" Matahari saat berkulminasi memang ada pengaruhnya? Secara sains fisika dan astronomi telah dibuktikan bahwa ternyata hal tersebut tidak saling berhubungan. Namun tentu anda boleh mencoba dan silahkan dibandingkan dengan hari-hari lain saat tidak terjadi equinox. Tolong mendirikan telornya jangan di atas pasir ya...
Dan teringat juga sejarah 2000 tahun yang lalu saat Erathostenes seorang
ahli matematika dari Yunani yang berhasil mengukur keliling Bumi dengan
cukup presisi untuk ukuran waktu itu menggunakan fenomena bayang-bayang
Matahari saat Equinox atau Solstice. Fenomena Equinox juga memungkinkan
kita dapat mengetahui posisi geografis sebuah tempat di permukaan Bumi
ini secara tepat tanpa bantuan peralatan modern hanya cukup menggunakan
prinsip bayangan Matahari saat tengah hari. Selamat Hari Equinox.
Medio September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar