.Memburu Geminids malam ini (Jumat 14/12) memang sudah saya rencanakan sejak awal. Menurut kalender IMO 14 Desember 2007 pukul 16:47 UT (23:47 WIB) merupakan posisi paling dekat Bumi dengan runtuhan Asteroid Phaeton yang menjadi biang Geminids ini sehingga diharapkan malam ini paling spektakuler. I
tulah alasan kenapa saya memilih Jumat malam sebagai Malam Perburuan Geminids 2007 ini. ..
Apa boleh buat walaupun mendung di langit Jogja terlihat merata tapi kami mencoba kontak kawan-kawan JAC yang sejak awal berencana ikut Ekspedisi Geminids kali ini. Ternyata situasi dan kondisi kenampakan Geminids kali ini memang tidak menguntungkan. Bagaimana tidak, calon peserta ekspedisi banyak yang mengundurkan diri diantaranya mereka yang masih duduk di SMA ternyata keesokan harinya masih UUB sementara yang lain pesimis karena cuaca di Jogja malam ini mendung merata memenuhi langit.
.
Ada beberapa kawan sempat mengontak yang ternyata mereka sudah melakukan observasi dari sekitar rumah tinggalnya tidak jadi ikut ke Parangkusumo sesuai rencana awal. No problem, karena teryata saya tidak jadi sendiri ke Parangkusumo. Gustria yang saya kontak menyatakan diri siap memburu Geminids dari pantai ini. Jadilah berdua berangkat malam ini ke "observing site" JAC di Parangkusumo yang berjarak lebih kurang 1 jam perjalanan.
.
Posisi "Observing Site" di pantai Parangkusumo Yogyakarta
.
Pukul 23 lebih sedikit tibalah di lokasi yang dituju. Ternyata di lokasi ini sudah banyak orang berkumpul. Beberapa diantaranya sengaja akan melakukan observasi Geminids karena memang beritanya ada di surat kabar
Kedaulatan Rakyat dan
Detikcom serta
Kompas pada pagi harinya. Kebanyakan yang lain adalah penduduk setempat yang juga penasaran mau melihat.
.
Di lokasi ini tenyata ampun polusi cahayanya, beda sekali dengan setahun yang lalu saat observasi meteor yang sama tahun lalu. Untuk itu kami mencari alternatif lokasi lain yang tidak terganggu oleh cahaya lampu rumah penduduk. Meluasnya jaringan listrik sampai tempat ini membuat masyarakat jadi senang memasang lampu disan-sini.
.
Akhirnya sampailah di lokasi yang cukup ideal. Dari sinilah observasi dimulai, sambil merebahkan diri di atas sleepingbag saya mencoba melakukan adaptasi mata. Mula-mula langit sangat cerah sampai-sampai kabut Bimasakti dapat terlihat jelas membentang di langit. Bintang-bintang seolah berada sangat dekat di depan mata. Sudah lama rasanya tidak melihat pemandangan seperti ini.
...
Planet Mars benderang dengan warna merahnya, Sirius sangat terang dan menjadi bintang paling terang malam itu. Ternyata saat langit cerah seperti itu justru membuat kita cukup kesulitan mencari bentuk-bentuk rasi. Rasi Orion saja yang bisanya mudah saya temukan, malam itu perlu waku beberapa saat menemukannya. Berbeda kalau dilihat dari rumah tempat tinggal saya, begitu mudah menemukan Rasi Orion.
.
Puluhan meteor melesat di atas kepala dalam beberapa menit. Subhanallah, sungguh indah ia melesat dengan berbagai bentuk dan kecerlangannya, melesat diantara bintang-bintang yang terlihat terang. Saat itu betul-betul saya menikmati malam bersama meteor dan bintang di Parangkusumo.
.
...
Ilustrasi kenampakan geminids pada 14/12 malam oleh Tim JAC
Singkat cerita, selama hampir 2 jam lebih menikmati Geminids terhitung 53 meteor yang sempat terlihat. 49 meteor anggota Geminids dan lainnya meteor sporadik bukan anggota Geminids. Yang lebih mengesankan lagi adalah saat sebuah meteor yang cukup besar (fireball?) meluncur dengan jejak yang cukup panjang selama hampir 2 menit. Cuaca cerah malam itu memang hanya berlangsung sekitar satu jam sejak tiba di lokasi karena bertubi-tubi mendung datang dari arah Selatan menutup semua bintang yang nampak malam itu. Namun demikian masih sempat beberapa meteor terlihat walau langit tertutup awan merata. Ini diluar dugaan saya, ternyata cukup kuat juga cahaya meteor karena dapat menembus awan. Nah, ternyata ditunggu hampir satu jam lebih juga mendung itu tidak mau beranjak dari tempatnya. Tidak ada pilihan lain yang paling tepat saat cuaca mendung seperti itu kecuali segera mengakhiri perburuan ini.
.
Hasil bidikan Peterson (spaceweather.com)
.
Saya tidak tahu bagaimana hasil observasi Geminids kawan-kawan yang lain terutama komunitas astronomi di Indonesia. Sementara komunitas astronomi dari Malaysia yang tergabung dalam Falak Online ternyata melakukan observasi bersama. Mereka bahkan berjumlah lebih 80 orang. Namun cuaca di sana nampaknya juga kurang menguntungkan.
Peterson, pengamat meteor dari Colorado ternyata lebih beruntung karena dari tempat observasinya ia berhasil menyaksikan lebih 65 meteor dalam sejam.
Sukses dah, wah saya cuma dapat beberapa paling-paling 5 apa ya soale mendung dab
BalasHapuswoah.... sueneng banget. saya observasi di daerah jawa timur lho! tepatnya kota bangil kab. pasuruan. alhamdulillah langitnya cerah. meteor bisa dilihat mulai jam 23.00 (kalo beneran dari geminids). dapet fireball juga! tapi gak lama cuma 30 detik. jadi pengen liat lagi
BalasHapus