Home    About Me    Equipment    Aktivitas    Astrofotografi    Observasi    Downloads   Video    Gallery    Tamu   

Minggu, 07 Oktober 2007

Mengukur Kiblat di Lapangan

Pada tahun ini panitia RAMDIKA (Ramadhan di Karangasem 1428 H) Masjid Al Ikhlash dan Al Jihad Karangasem Santren akan menyelenggarakan sholat Idul Fitri bersama. Lokasi untuk sholat Idul Fitri di sepanjang Jl. Boegenvile (Jl. Selokan Mataram - Barat Jl. Affandi) Karangasem. Setelah musyawarah bersama oleh panitia RAMDIKA dan berdasar maklumat yang dikeluarkan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No: 03/MLM/1.0/ E/2007, sholat Idul Fitri bersama di Karangasem akan dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal 1428 H yang jatuh pada hari Jum’at, 12/10/2007.

Dari salah satu persiapan penyelenggaraan sholat Idul Fitri di tanah lapang hal yang paling pokok adalah pembuatan shaff yang sesuai dengan arah Kiblat, karena menghadap arah Kiblat dalam sholat merupakan syarat sahnya sholat, sebagaimana dalil-dalil syar’i yang ada.

Surah Al-Baqarah ayat 149 :
Artinya :"Dan dari mana saja engkau keluar (untuk mengerjakan shalat) hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram (Ka'bah). Sesunggunya perintah berkiblat ke Ka'bah itu benar dari Allah (tuhanmu) dan ingatlah Allah tidak sekali-kali lalai akan segala apa yang kamu lakukan".

Surah Al-Baqarah ayat 150:
Artinya: "Dan dari mana saja engkau keluar (untuk mengerjakan solat) maka hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram (Ka'bah) dan dimana sahaja kamu berada maka hadapkanlah muka kamu ke arahnya, supaya tidak ada lagi sebarang alasan bagi orang yang menyalahi kamu, kecuali orang yang zalim diantara mereka (ada saja yang mereka jadikan alasannya). Maka janganlah kamu takut kepada cacat cela mereka dan takutlah kamu kepada-Ku semata-mata dan supaya Aku sempurnakan nikmat-Ku kepada kamu, dan juga supaya kamu beroleh petunjuk hidayah (mengenai perkara yang benar)".

Dari Abu Hurairah R.A.
"Dari Abu Hurairah ra katanya : Sabda Rasulullah saw. Di antara Timur dan Barat terletaknya kiblat ( ka'bah ) ".

Dari Anas bin Malik R.A.
"Bahwasanya Rasullullah s.a.w (pada suatu hari) sedang mendirikan solat dengan menghadap ke Baitul Maqdis. Kemudian turunlah ayat Al-Quran: "Sesungguhnya kami selalu melihat mukamu menengadah ke langit (berdoa mengadap kelangit). Maka turunlah wahyu memerintahkan Baginda mengadap ke Baitullah (Ka'bah). Sesungguhnya kamu palingkanlah mukamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Kemudian seorang lelaki Bani Salamah lalu, ketika itu orang ramai sedang ruku' pada rakaat kedua shalat fajar. Beliau menyeru, sesungguhnya kiblat telah berubah. Lalu mereka berpaling ke arah kiblat". (diriwayatkan Oleh Muslim)

Bagi orang-orang di kota Mekah dan sekitarnya suruhan demikian ini tidak menjadi persoalan, karena dengan mudah mereka dapat melaksanakan suruhan itu. Namun bagi orang-orang yang jauh dari Mekah tentunya timbul permasalahan tersendiri, terlepas dari perbedaan pendapat para ulama tentang cukup menghadap arahnya saja sekalipun kenyataannya salah, ataukah harus menghadap ke arah yang sedekat mungkin dengan posisi ka’bah yang sebenarnya.

Dari Yogyakarta-Indonesia yang posisinya berada di luar negara Arab Saudi, untuk menentukan arah kiblat dapat menggunakan ijtihad. Diantaranya adalah ijtihad menggunakan posisi rasi bintang, bayangan matahari, arah matahari terbenam dan perhitungan segitiga bola maupun pengukuran menggunakan peralatan modern.

Berkenaan dengan upaya untuk berijtihad dalam menentukan arah Kiblat dari shaff sholat Idul Fitri di Jl. Boegenvile, beberapa orang panitia RAMDIKA (Mas Abdullah/Gus Dur, Mas Topik, dan kawan-kawan dari takmir Masjid Al Ikhlas/Al Jihad) dibantu oleh Tim Pengukur Arah Kiblat dari Lembaga RHI : Rukyatul Hilal Indonesia yaitu: Bapak Muthoha Arkanuddin (Koordinator RHI); Bapak Drs. Sofwan Jannah, M.Ag (Pembina RHI) dan Agus Triawan-JAC (Anggota) telah melakukan pengukuran arah Kiblat di lokasi tersebut pada hari Ahad, 7/10/2007 sekitar pukul 10.00 WIB.


Sebelum melakukan pengukuran arah Kiblat untuk shaff sholat Idul Fitri, panitia RAMDIKA dan Tim Pengukur Arah Kiblat dari Lembaga RHI pada pukul 09.30 WIB mencoba melakukan pengukuran ulang Arah Kiblat Bangunan Masjid (ABM) Al Ikhlas. Setelah diukur menggunakan kompas didapat hasil angka ABM = 286 derajat, sedangkan angka arah Kiblat Kompas yang benar adalah 294,7 derajat atau dibulatkan menjadi 295 derajat. Dengan demikian arah bangunan masjid masih melenceng kurang dari arah Kiblat sebesar angka simpangan arah kiblat (S) = 9 derajat.

Dari angka simpangan arah kiblat (S) itu digunakan untuk membuat tanda arah Kiblat dimasjid, yaitu dengan cara memasukkan angka simpangan arah kiblat (S) derajat tersebut kedalam rumus trigonometri sederhana (Cotangen S). Sehingga diperoleh hasil Ctg 9 derajat = 6,3 yang artinya setiap 6,3 meter searah bangunan ada simpangan sebesar 1 meter pada arah tegak-lurusnya atau setiap 6,3 keramik (ukuran 30x30 cm) searah bangunan ada simpangan sebesar 1 keramik pada arah tegak-lurusnya. Untuk membuat shaff maka angka ini dibalik yaitu setiap 1 meter arah bangunan ada simpangan sebesar 6,3 meter pada arah tegak-lurusnya atau setiap 1 keramik arah bangunan ada simpangan sebesar 6,3 keramik pada arah tegak-lurusnya.




Kemudian setelah pengukuran ulang Arah Bangunan Masjid Al Ikhlas dilanjutkan pengukuran arah Kiblat untuk shaff sholat Idul Fitri di Jl. Boegenvile. Teknik dan peralatan yang digunakan untuk mengukur pun sama dengan pengukuran di Masjid. Setelah kompas dipasang di lokasi dengan letak di atas beberan sudut selanjutnya dicari arah mata angin utara sejati dan barat sejati. Arah barat sejati adalah lurus dengan angka sudut 270 derajat sedangkan arah utara sejati lurus dengan angka 360 derajat atau 0 derajat pada kompas. Karena arah Kiblat Kompas adalah 295 derajat maka dari arah barat sejati hanya kurang 25 derajat. Kemudian dibuat garis shaff sholat yang lurus arah kiblat dengan menarik garis tegak lurus dari arah kiblat kompas, yaitu garis yang memotong sudut plus 25 derajat dari arah utara sejati dan memotong sudut plus 25 derajat dari arah selatan sejati. Penarikan garis ini digunakan bantuan benang yang terikat pada titik pusat beberan sudut, benang berfungsi sebagai perpanjangan jarum kompas. Lalu tanda garis shaff dicatkan pada permukaan jalan mengikuti arah jalur benang.

Setelah kurang lebih setengah jam berjemur di bawah terik sinar matahari akhirnya pengukuran shaff untuk sholat Idul Fitri ini berakhir pukul 10.30 WIB. Dengan begitu, karena arah shaff sholat sudah mengarah pas ke Kiblat semoga para Jamaah sholat Idul Fitri nanti dapat khusuk menjalankan ibadah sholatnya.






Diposting Oleh : Gustria

4 komentar:

  1. Download gratis Al Qur'an PDF terjemah depag RI
    Sangat berguna bagi yang hendak berpindah ke versi digital namun ingin tampilan sesuai versi cetak,
    karena versi PDF ini, pergantian halaman, dibuat semirip mungkin dengan versi cetak.
    Kunjungi:
    nafanakhun.wordpress.com

    Juga ada Cara penentuan arah kiblat dengan bantuan Matahari dan Bintang yang bisa digunakan TIAP HARI (Siang dan Malam)

    Semoga bermanfaat

    Genghis Khun
    Http://nafanakhun.wordpress.com

    BalasHapus
  2. makasih gan,, sangat bermanfaat sekali

    BalasHapus
  3. makasih gan,, sangat bermanfaat sekali

    BalasHapus
  4. makasih gan,, sangat bermanfaat sekali

    BalasHapus