Melihat Merkurius melintas di depan permukaan matahari
Merkurius
Menurut almanak astonomi besok pagi, Kamis tanggal 9 November 2006 bakal terjadi fenomena alam yang cukup langka yaitu melintasnya Planet Merkurius di depan wajah matahari atau yang disebut peristiwa Transit Merkurius. Peristiwa transit ini terjadi bertepatan dengan posisi Planet Merkurius yang berada pada konjungsi inferior dan berada lurus diantara posisi matahari dan bumi sehingga dari bumi bulatan kecil Planet Merkurius yang hitam akan terlihat melintas bulatan matahari yang terang bercahaya.
Peristiwa ini tergolong langka karena jarang terjadi. Dalam 100 tahun rata-rata hanya terjadi 14 kali peristiwa transit dan transit kali ini adalah yang kedua selama abad 21 ini. Yang pertama terjadi pada 7 Mei 2003 yang lalu dan transit yang akan datang terjadi pada 9 Mei 2016 dan tidak dapat disaksikan dari Indonesia. Berdasarkan perhitungan astronomis peristiwa transit akan terjadi selama lebih kurang 5 jam mulai pukul 02.12 WIB dinihari lalu akan mencapai puncaknya pada 04.41 WIB dan peristiwa transit akan berakhir pada 07.10 WIB. Ini bermakna bahwa di Indonesia para pengamat transit hanya berpeluang menyaksikan saat mulai terbit matahari hingga pukul 07.10 WIB pun seandainya langit Timur tidak tertutup awan yang menutupi cahaya matahari.
Kecuali Merkurius planet lain yang dapat mengalami transit adalah Venus. Transit Venus terakhir terjadi pada 8 Juni 2004 yang alau namun kurang mendapatkan respon dari masyarakat. Padahal peristiwa ini baru akan dapat disaksikan kembali pada 6 Juni 2012 yang akan datang.
Secara prinsip peristiwa transit adalah sama dengan gerhana matahari. Bedanya kalau gerhana matahari yang menutup muka matahari adalah bulan yang berjarak dekat dengan bumi sehingga ukurannya terlihat besar dan dapat menutup total wajah matahari, sedangkan pada peristiwa transit yang menutupi muka matahari adalah planet yang berjarak cukup jauh dari bumi sehingga ukurannya terlihat sangat kecil bak tahi lalat yang menempel di wajah. Dilihat dari bumi hanya Merkurius dan Venus yang dapat mengalami transit. Kedua planet ini disebut planet dalam (inner planet) karena memiliki lintasan orbit sebelum lintasan Bumi akibatnya suatu saat dapat berada posisi diantara Bumi dan matahari. Sementara planet luar (outer planet) seperti Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus tidak akan pernah berada pada posisi diantara Bumi dan Matahari sehingga tidak akan pernah mengalami transit.
Bagi masyarakat awam peristiwa transit Merkurius kali ini mungkin tidak berarti apa-apa. Namun bagi para astronom baik amatir maupun profesional peristiwa transit adalah salah satu peristiwa yang sangat ditunggu-tunggu kedatangannya. Jauh-jauh hari sebelum peristiwa itu terjadi, para astronom sudah dapat menghitung secara akurat posisi benda-benda langit menurut teori dan rumus-rumus yang mereka pelajari. Maka saat peristiwa transit seperti ini merupakan ujian bagi para astronom untuk membuktikan seberapa akurat teori dan rumus-rumus yang mereka buat, mereka akan berlomba untuk saling menyempurnakan rumus itu sehingga memiliki tingkat kesalahan yang paling kecil. Transit Merkurius juga dapat dipergunakan oleh para astronom untuk menghitung jarak matahari secara presisi menggunakan metode paralaks.
Peristiwa ini tergolong langka karena jarang terjadi. Dalam 100 tahun rata-rata hanya terjadi 14 kali peristiwa transit dan transit kali ini adalah yang kedua selama abad 21 ini. Yang pertama terjadi pada 7 Mei 2003 yang lalu dan transit yang akan datang terjadi pada 9 Mei 2016 dan tidak dapat disaksikan dari Indonesia. Berdasarkan perhitungan astronomis peristiwa transit akan terjadi selama lebih kurang 5 jam mulai pukul 02.12 WIB dinihari lalu akan mencapai puncaknya pada 04.41 WIB dan peristiwa transit akan berakhir pada 07.10 WIB. Ini bermakna bahwa di Indonesia para pengamat transit hanya berpeluang menyaksikan saat mulai terbit matahari hingga pukul 07.10 WIB pun seandainya langit Timur tidak tertutup awan yang menutupi cahaya matahari.
Kecuali Merkurius planet lain yang dapat mengalami transit adalah Venus. Transit Venus terakhir terjadi pada 8 Juni 2004 yang alau namun kurang mendapatkan respon dari masyarakat. Padahal peristiwa ini baru akan dapat disaksikan kembali pada 6 Juni 2012 yang akan datang.
Secara prinsip peristiwa transit adalah sama dengan gerhana matahari. Bedanya kalau gerhana matahari yang menutup muka matahari adalah bulan yang berjarak dekat dengan bumi sehingga ukurannya terlihat besar dan dapat menutup total wajah matahari, sedangkan pada peristiwa transit yang menutupi muka matahari adalah planet yang berjarak cukup jauh dari bumi sehingga ukurannya terlihat sangat kecil bak tahi lalat yang menempel di wajah. Dilihat dari bumi hanya Merkurius dan Venus yang dapat mengalami transit. Kedua planet ini disebut planet dalam (inner planet) karena memiliki lintasan orbit sebelum lintasan Bumi akibatnya suatu saat dapat berada posisi diantara Bumi dan matahari. Sementara planet luar (outer planet) seperti Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus tidak akan pernah berada pada posisi diantara Bumi dan Matahari sehingga tidak akan pernah mengalami transit.
Bagi masyarakat awam peristiwa transit Merkurius kali ini mungkin tidak berarti apa-apa. Namun bagi para astronom baik amatir maupun profesional peristiwa transit adalah salah satu peristiwa yang sangat ditunggu-tunggu kedatangannya. Jauh-jauh hari sebelum peristiwa itu terjadi, para astronom sudah dapat menghitung secara akurat posisi benda-benda langit menurut teori dan rumus-rumus yang mereka pelajari. Maka saat peristiwa transit seperti ini merupakan ujian bagi para astronom untuk membuktikan seberapa akurat teori dan rumus-rumus yang mereka buat, mereka akan berlomba untuk saling menyempurnakan rumus itu sehingga memiliki tingkat kesalahan yang paling kecil. Transit Merkurius juga dapat dipergunakan oleh para astronom untuk menghitung jarak matahari secara presisi menggunakan metode paralaks.
Peta visibilitas Transit Merkurius dan Diagram lintasan Merkurius saat transit
Melihat Transit Merkurius secara Aman
Transit Merkurius kali ini akan bisa diamati dari wilayah Amerika, Kepulauan Hawwai, Australia dan sebagian Asia termasuk Indonesia. Walaupun hanya sebentar teramaati dari Indonesia, kita berharap cuaca cerah saat pagi hari sehingga matahari dapat terlihat. Namun demikian Transit Merkurius berbeda dengan gerhana matahari yang diakibatkan tertutupnya matahari oleh bulan, gerhana mini yang diciptakan Merkurius ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Ukuran Merkurius yang kecil membuat planet itu hanya terlihat seperti titik pada piring cahaya. Bila dibandingkan dengan diameter matahari, Merkurius bukan apa-apanya sebab diameter planet itu hanya 1/200 nya. Piringan Merkurius yang hanya 13 detikbusur (1 derajat = 60 menitbusur = 3600 detikbusur) dibanding dengan diameter piringan matahari yang sekitar 1.800 detikbusur atau 30 menitbusur atau 0,5 derajat, cuma akan mampu menutup sekitar 0,0025% wajah matahari. Maka melihat peristiwa Transit Merkurius dengan mata telanjang adalah seperti melihat sebiji kacang hijau yang menempel pada bulatan rambu lalu lintas yang terletak pada jarak 50 meter alias tidak mungkin terlihat. Oleh sebab itu diperlukan teleskop atau teropong yang dilengkapi dengan filter matahari dan memiliki pembesaran minimal 30X baru dapat mengamati gerakan planet ini di atas Matahari. Metode proyeksi merupakan alternatif termurah bagi yang memiliki teropong tanpa filter matahari. Metode ini mudah dengan hanya mengarahkan teleskop atau teropong ke arah matahari lalu proyeksi di belakang teleskop kita tangkap pada sebidang kertas putih. Dan yang lebih harus diperhatikan lagi adalah “Jangan sekali-kali melihat langsung ke arah matahari tanpa filter penapis cahaya matahari sebab dapat menyebabkan kebutaan total”.
Alat Pengamat Transit Merkurius model proyeksi (Doc. JAC)
Bagi yang tidak memiliki perlengkapan dan berdomisili di Jakarta dapat melihat kegiatan observasi di Planetarium, yang berdomisili di Bandung dapat mengunjungi Observatorium Bosscha dan di kota-kota lain dapat mencari informasi kegiatan observasi Transit Merkurius yang dilakukan oleh klub-klub astronomi amatir setempat. Beberapa klub astronomi amatir yang eksis misalnya ; Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ), Himpunan Astronomi Amatir Bandung (HAAB), Himpunan Mahasiswa Astronomi (Himastron) Bandung, Jogja Astro Club (JAC) Yogyakarta, Klub Astronomi Bondowoso dan Surabaya Astronomy Club (SAC).
Cara yang paling aman menyaksikan peristiwa transit ini adalah dengan melihat tayangan melalui televisi kalau kebetulan ada stasiun televisi dalam maupun luar negeri yang menyiarkan atau tayangan webcast via internet. Situs NASA lewat program pendidikannya via internet yaitu Digital Learning Network (DLN) telah menyiapkan program tayangan live peristiwa Transit Merkurius kali ini langsung menggunakan tayangan teleskop satelit SOHO dan Observatorium Kitt Peak di Arizona. Alamatnya langsung bisa diakses lewat alamat internet
Menyambut Transit Merkurius kali ini beberapa anggota Jogja Astro Club (JAC) sebuah klub astronomi amatir dari Jogja ini juga berencana melakukan observasi. Dengan menggunakan dua buah teleskop yang sudah dimodifikasi dengan sistem proyeksi telah dipersiapkan untuk menyambut even ini. Rencananya observasi akan dilakukan di seputar BHS Land Kaliwaru, Yogyakarta berdekatan dengan markas klub ini. Akhirnya selamat menjadi saksi Transit Merkurius 2006 atau menunggu 10 tahun lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar