Home    About Me    Equipment    Aktivitas    Astrofotografi    Observasi    Downloads   Video    Gallery    Tamu   

Sabtu, 27 Mei 2006

Gempa Yogyakarta 2006



Pengalaman yang semoga tidak terulang kembali..... 
  
Pagi itu Sabtu, 27 Mei 2006 selesai melaksanakan shalat subuh masih santai nonton berita televisi sambil menunggu anak pertama yang kelas 1 SD mandinya selesai. Jam di televisi menunjuk ke angka 05:54 ketika tiba-tiba bumi bergetar, tembok bergoyang dan seisi rumah bergerak serta menimbulkan suara mirip seperti pesawat terbang rendah. Beberapa detik saya masih terpana ketika baru sadar bahwa ini adalah GEMPA BUMI. Ya gempa bumi yang paling hebat yang pernah saya rasakan seumur hidup saya. Spontan tanpa dikomando saya langsung teriak gempa..gempa.. gempa.. sambil menarik 2 anak saya yang masih balita dan kebetulan tertidur di dekat saya menonton televisi untuk dibawa keluar rumah. Suara benda-benda berjatuhan genting, gelas, pigura, dan perabotan lain menghiasi suasana waktu itu. Diluarpun suara jerit dan suara orang bertakbir bersahutan.    

Panik.... mencekam... ketakutan... sehingga mau membuka kunci pintupun rasanya sangat sulit... ya betul2 sangat sulit.. walaupun akhirnya terbuka dan diluar sepertinya sudah banyak orang yang juga merasakan hal serupa. Tidak terfikirkan lagi harta benda yang ada di dalamnya yang ada hanya satu... Menyelamatkan jiwa. Tidak terfikir menyuruh istri saya yang tengah memandikan anak pertama untuk segera keluar dari rumah. Ya.. hanya dalam hitungan detik... perasaan mencekam yang belum pernah saya rasakan itu terjadi begitu saja.   
Alhamdulillah.. semuanya berlalu.. saya cari istri ternyata dia lewat pintu belakang bersama anak pertama saya yang masih basah badannya karena belum selesai mandi sementara saya bersama 2 anak balita yang nomor 2 dan 3 lewat pintu depan. Tidak ada kerusakan yang berarti .. rumah masih berdiri tegak.. dan hanya sedikit retak di beberapa tempat. Genting2 banyak yang jatuh, gambar2 pigura astronomi yang saya pasang di hampir setiap ruangan berjatuhan dan beberapa perabotan yang pecah karena terjatuh dan listrik padam... telpon mati..... Sementara rumah tetangga banyak yang rusak lebih parah bahkan ada yang roboh. Saya sempat berfikir bahwa ini adalah ulah Merapi yang diberitakan akhir2 ini dan sempat saya tengok Merapi di arah Utara dan terlihat asap membubung ke atas. Ya... saya berfikiran Merapi meletus. Saya juga sempat menduga ada pecahan komet SW3 yang jatuh di bumi dan tidak terdeteksi sebab sebelumnya saya terima email yang menyatakan akan terjadi gempa dan mega tsunami oleh pecahan (fragment) Komet Schwassmann-Wachmann yang mengarah ke bumi pada tanggal 25 Mei 2006. 
  
Episentrum gempa bumi 27 Mei 2006 yang melumpuhkan Yogyakarta. Setidaknya terjadi 4 sampai 5 kali gempa susulan setelah gempa utama berlalu. (Grafis oleh : Mutoha-JAC)
 
Setelah mandi saya coba dengarkan siaran radio dengan MP3 player saya dan saya mendapatkan info bahwa gempa disebabkan oleh tektonik bukan vulkanik yang berempisentrum di Lautan Hindia 35 km Selatan Yogyakarta. belum selesai mendengarkan radio saya mendapat telpon dari sekolah untuk segera membuka Lab. Komputer karena kebetulan kuncinya yang pegang saya. Sebab katanya ruang komputer atapnya jebol dan saya diminta untuk segera mengecek kondisi peralatan yang ada didalamnya. Bergegas saya ke sekolah dan dengan hati2 khawatir terjadi sesuatu atau adanya gempa susulan saya buka Lab. komputer dan segera mengamankan dan menyelamatkan seluruh perlengkapan yang ada. Setidaknya beberapa buah monitor pecah dan CPU yang berantakan tertimpa atap. Karena kondisi bangunan lantai 2 retak2, Kepala Sekolah menginstruksikan untuk meliburkan siswa pada hari itu dengan sebelumnya mereka dikumpulkan di masjid untuk melaksanakan shalat taubat. Sementara saya kontak anak-isri di rumah untuk segera ke masjid jika terjadi sesuatu pasca gempa.    
     
Tepat pukul 08.07 saat kami masih berkumpul di halaman sekolah dengan beberapa guru berbincang soal gempa yang terjadi, tiba bumi terasa bergoyang kembali namun tidak sehebat yang pertama. Ya gempa susulan ini memang sudah diprediksikan bakal terjadi 2 jam setelah gempa utama jadi kami tidak panik. Namun jauh diluar dugaan saya, tiba-tiba jalan di luar sekolah mendadak menjadi penuh sesak dengan orang yang berlarian ke Utara dengan berteriak-teriak 'tsunami... tsunami... air naik...." Ya.. ratusan bahkan ribuan orang berlarian, mengendarai motor, mobil maupun kendaraan umum semuanya menuju ke satu arah... berusaha menyelamatkan diri dari 'tsunami'. Pada awalnya saya hampir terpancing oleh isu dan provokasi tersebut namun saya buru2 mengontak menggunakan HT yang kebetulan saya bawa mengontak ke ORARI lokal Yogyakarta. Dari Pantai Parangtritis memang diberitakan aman-aman saja dan tidak ada tsunami. Kalau penduduknya memang disuruh menghindar 1 km dari bibir pantai karena memang dikhawatirkan bakal terjadi tsunami. Jadi feeling saya benar bahwa isu tsunami adalah sengaja dihembuskan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Dan dalam keadaaan panik massa bisa saja dengan mudah terprovokasi tanpa terlebih dulu menggunakan akal sehat. Masa' Jogja yang berada pada ketinggian 100 meter lebih dari muka laut dan berada 50 km dari pantai terancam tsunami.. barangkali mungkin jika terjadi mega tsunami dengan ketinggian 500 meter. 
Eksodus massa di Jalan Gejayan yang panik akibat isu tsunami pasca gempa di Yogyakarta.

Melihat situasi tersebut saya sempatkan pulang dahulu menengok anak-istri khawatir terjadi sesuatu. Dan benar ternyata rumah kosong dibiarkan begitu saja. Karena sebelumnya sudah saya pesan untuk ke masjid kalau ada apa-apa maka saya langsung ke masjid yang jaraknya sekitar 200 meter. Benar ternyata mereka ada di sana, alhamdulillah walaupun yang paling kecil dibawa tetangga entah kemana dan belakangan baru tahu kalau si bungsu yang masih balita ternyata "dibawa lari" ke arah jalan kaliurang sejauh lebih 10 km dari rumah.

Selanjutnya dengan berbekal informasi yang benar, saya sampaikan informasi lewat toa masjid. Tidak hanya itu saya juga mencoba terjun ke tengah2 eksodus massa yang terlihat sangat panik bahkan banyak diantaranya yang histeris sambil berlarian. Ya.. menggunakan megapon yang kebetulan saya bawa usai mengumpulkan anak2 di sekolah saya gunakan untuk menenangkan massa bahwa tidak ada tsunami dan Pantai Selatan aman sesuai dengan laporan yang saya terima dari ORARI. Namun... ternyata tidak mudah membuat orang percaya begitu saja walaupun banyak juga yang akhirnya tidak lagi panik dan mau berbalik arah .... ya.. pengalaman buruk lagi.... namun membanggakan karena dapat turut membantu menenangkan saudara2 kita yang sedang panik. 


Mencoba menenangkan di tengah-tengah eksodus massa yang panik 


Hampir 3 jam lebih saya melakukan pekerjaan yang mungkin baru sekali dala hidup saya. Menengkan ribuan orang yang panik dan ternyata tidak mudah. Di jalan juga ternyata banyak orang yang secara sukarela melakukan pekerjaan ini berbekal informasi yang benar yang mereka dapatkan dari sumber yang dapat dipercaya. Untuk mempermudah dan efektifnya saya mencoba menulis di beberapa lembar karton dengan spidol besar dengan tulisan "PANTAI SELATAN AMAN.... TSUNAMI HANYA ISU.. SILAHKAN KEMBALI...." (Info resmi dari ORARI) begitu bunyi pengumumannya dan orang2 yang kebetulan berada disekitar saya, saya suruh untuk mengacung-acungkannya di jalan, sementara saya pergi ke tempat lain untuk melakukan hal yang sama. Bahkan saya sempat sampai di Lokasi Kaliurang tempat eksodus massa berkumpul dan merasa aman, disinipun saya bersama seorang relawan dari ORARI tidak henti2nya menenangkan massa yang masih panik dan menghimbau mereka mereka untuk kembali ke Jogja karena isu tsunami hanya isapan jempol belaka yang sengaja dihembuskan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab yang sengaja memanfaatkan kepanikan warga untuk menjarah dsb. 
Dan setelah kondisi berangsur-angsur normal, saya mencoba keliling kota sambil melihat keadaan terakhir pasca gempa bumi. Terlihat beberapa bangunan rata dengan tanah. Mal yang baru dibangun juga rusak disana-sini kampus yang rusak berat serta suasana di rumah sakit. tak lupa juga saya jepret walaupun tidak sempat semuanya. Dan menurut penuturan teman yang kebetulan lewat di jalan Bantul mengatakan bahwa kondisi di sana jauh lebih parah karena banyak bangunan yang hancur dan rata dengan tanah. Bahkan berita terakhir yang diterima menyatakan bahwa lebih 5000 orang meninggal dan ribuan lainnya dirawat di rumah sakit. Dan... ini adalah bencana nasional... saya tidak pernah bermimpi Jogja akan mendapat bencana seperti ini... Merapi belum selesai... gempa bumi hebat melanda Jogja... Semoga kita bisa mengambil hikmah dengan tragedi ini.... Dan semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa kita... Amin...
   
Malam ini... seluruh anggota keluarga enggan tidur di dalam rumah... trauma... apalagi ada isu yang menyatakan bahwa akan muncul gempa susulan dengan kekuatan yang lebih besar yaitu 8 skala richter jadi... ya saya siapkan tempat tidur di luar rumah.... Semoga hanya isu belaka.... 
 

Karena masih trauma di dalam rumah, tenda dan bentangan tikar diluar disiapkan untuk tidur malam harinya. Moga2 dapat tidur pulas malam ini. 

    
Teringat syair lagu Ebiet GAde :
" Mungkin Tuhan mulai bosan terhadap tingkah kita....
yang selalu bangga dan salah dengan dosa-dosa

atau alam mulai enggan bersahabat dengan dengan kita......

Mari kita bertanya pada diri kita sendiri...    

  
 
Yogyakarta, Medio Mei 2006

Foto-foto Gempa Jogja
Maaf hanya itu yang sempat saya abadikan   
  .   
Kami mohon kepada saudara-saudaraku di Indonesia untuk memberikan doa kepada ka mi para korban bencana gempa bumi ini agar diberi ketabahan dalam menerima cobaan ini. Sumbangan baik berupa fikiran, tenaga, materi serta sesuatu yang dibutuhkan oleh para korban sangat lkami perlukan dan dapat disalurkan melalui saluran-saluran yang ada. Akhirnya kami hanya bisa mengucapkan terimakasih dan semoga Tuhan membalas apa yang saudara-saudara lakukan. Salam. 

Kamis, 25 Mei 2006

Istiwa A'zam di Mekkah



SAAT PALING TEPAT MENENTUKAN ARAH KIBLAT

Matahari berada tepat di titik Zenit kota Mekkah pada 28 Mei 2006 pukul 09.18 GMT atau 12.18 Waktu Makkah (GMT+3) atau 16.18 WIB (GMT+7) serta 16 Juli 2006 pukul 09.26 GMT atau 12.26 Waktu Mekkah (GMT+3) atau 16.26 WIB (GMT+7)

"Dan dari mana saja engkau keluar (untuk mengerjakan sembahyang), maka hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram (Ka'bah), dan sesungguhnya perintah berkiblat ke Ka'bah itu adalah benar dari Tuhanmu. Dan (ingatlah), Allah tidak sekali-kali lalai akan segala apa yang kamu lakukan." ( QS. Al-Baqarah : 149 )
“ Baitullah ( Ka'bah ) adalah kiblat bagi orang-orang di dalam Masjid Al-Haram dan Masjid Al-Haram adalah kiblat bagi orang-orang yang tinggal di Tanah Haram ( Makkah ) dan Makkah adalah qiblat bagi seluruh penduduk bumi, Timur dan Barat dari umatKu” ( Hadith Riwayat Al-Baihaqi )
Di atas Kota Makkah (Ka'bah) matahari tepat berada di titik Zenith pada tanggal 28 Mei 2006 pukul 12.18 Waktu Makkah (Yogyakarta pukul 16.18 WIB) dan 16 Juli 2006 pukul 12.26 Waktu Mekkah (Yogyakarta pukul 16.26 WIB).
Istiwa adalah saat saat posisi matahari melintas tepat di meridian langit. Dalam penentuan waktu shalat istiwa digunakan sebagai pertanda masuknya waktu shlalat Zuhur. Istiwa A'zam atau 'istiwa utama' adalah peristiwa astronomis saat posisi matahari berada tepat di titik Zenith (tepat di atas kepala) suatu tempat. Peristiwa ini hanya terjadi di daerah yang memiliki lintang tidak lebih dari 23,5˚ Lintang Utara dan 23,5˚ Lintang Selatan. Istiwa A'zam yang terjadi di kota Makkah dimanfaatkan oleh kaum Muslimin di negara-negara sekitar Arab khususnya yang berselisih waktu tidak lebih dari 5 (lima) jam untuk menentukan arah kiblat secara presisi. Istiwa A'zam di Makkah terjadi dua kali dalam setahun yaitu pada tanggal 28 Mei sekitar pukul 12.18 Waktu Makkah dan 16 Juli sekitar pukul 12.26 Waktu Makkah. Fenomena Istiwa A'zam terjadi akibat pergerakan semu matahari yang disebut gerak tahunan matahari (musim) sebab selama bumi beredar mengelilingi matahari sumbu bumi miring 66,5˚ terhadap bidang edarnya secara tetap mengarah ke kutub langit sehingga selama setahun dilihat dari bumi matahari mengalami pergeseran ke arah Utara dan Selatan setiap hari.
Teknik penentuan arah kiblat menggunakan Istiwa A'zam sebenarnya sudah dipakai lama sejak ilmu falak berkembang di Timur Tengah. Demikian halnya di Indoensia dan beberapara negara-negara Islam yang lain juga banyak menggunakan teknik ini. Sebab teknik ini memang tidak memerlukan perhitungan yang rumit dan siapapun dapat melakukannya. Yang diperlukan hanyalah sebilah tongkat dengan panjang lebih kurang 1 meter dan diletakkan berdiri tegak di tempat yang datar dan mendapat sinar matahari. Nah pada tanggal dan jam sat terjadinya peristiwa Istiwa A'zam di Mekkah simaklah bayangan yang terjadi. Karena di negara kita peristiwanya terjadi pada sore hari maka arah bayangan tongkat adalah ke Timur, sedangkan arah bayangan sebaliknya yaitu yang ke arah Barat agak serong ke Utara merupakan arah kiblat yang benar. Cukup sederhana dan tidak memerlukan ketrampilan khusus serta perhitungan yang njlimet. Jika hari itu gagal karena matahari terhalang oleh mendung maka masih diberi roleransi penentuan dilakukan pada H-1 atau H+1.

Penentuan arah kiblat menggunakan teknik seperti ini memang hanya berlaku untuk daerah-daerah
yang pada saat peristiwa Istiwa A'zam dapat melihat secara langsung matahari dan untuk penentuan waktunya menggunakan konversi waktu terhadap Waktu Makkah. Sementara untuk daerah lain di mana saat itu matahari sudah terbenam misalnya wilayah Indonesia bagian Timur praktis tidak dapat menggunakan teknik ini. Sedangkan untuk sebagian wilayah Indonesia bagian Tengah barangkali masih dapat menggunakan teknik ini karena posisi matahari masih mungkin dapat terlihat. Namun demikian masih ada teknik lain yang juga menggunakan bayangan matahari untuk menentukan arah kiblat dari suatu tempat di seluruh permukaan bumi yang akan dibahas nanti pada artikel berikutnya.

Tempat-tempat yang memungkin penentuan arah kiblat berada di daerah terang. (Sky View Cafe)
Berdasarkan perhitungan astronomis menggunakan program Simulator Planetarium Starrynight diperoleh posisi matahari secara presisi saat terjadinya Istiwa Azam di Mekkah. Saat itu tanggal 28 Mei 2006 pukul 09:18:37 GMT atau 12:18:37 Waktu Makkah atau 16:18:37 WIB serta 16 Juli 2006 pukul 09.26 GMT atau 12.26 Waktu Mekkah (GMT+3) atau 16.26 WIB (GMT+7) dengan posisi matahari berada di azimuth 294° 42.792' dan ketinggian (altitude) 14° 37.9'. Seperti tertera pada gambar di bawah ini.
Posisi matahari saat terjadinya Istiwa A'zam dilihat dari Yogyakarta. Posisi matahari masih cukup tinggi untuk melakukan pengamatan dan pengukuran.
Teknik Penentuan Arah Kiblat menggunakan Istiwa A'zam :
  1. Tentukan lokasi masjid/mushalla/langgar atau rumah yang akan ditera arah kiblatnya.
  2. Sediakan tongkat lurus sepanjang 1 sampai 2 meter dan peralatan untuk memasangnya. Siapkan juga jam/arloji yang sudah dicocokkan waktunya secara tepat dengan radio/televisi/internet.
  3. Cari lokasi di samping atau di halaman masjid yang mendapatkan penyinaran matahari pada jam-jam tersebut serta memiliki permukaan tanah yang datar dan pasang tongkat secara tegak dengan bantuan pelurus berupa tali dan bandul seperti pada gambar di bawah.
  4. Tepat pada saat istiwa azamterjadi amatilah bayangan matahari yang terjadi (toleransi +/- 2 menit)
  5. Di Indonesia peristiwa Istiwa A'zam terjadi pada sore hari sehingga arah bayangan menuju ke Timur. Sedangakan bayangan yang menuju ke arah Barat agak serong ke Utara merupakan arah kiblat yang tepat.
  6. Gunakan tali, tembok atau pantulan sinar matahari menggunakan cermin untuk meluruskan lokasi ini ke dalam masjid/rumah dengan menyejajarkannya terhadap arah bayangan.
  7. Tidak hanya tongkat yang dapat digunakan untuk melihat bayangan. Menara, gedung, tiang listri, tiang bendera atau benda-benda lain yang tegak. Bahkan dengan teknik bandul yang kita gantung menggunakan tali rafia sepanjang 1 meter bayangannyapun dapat kita gunakan untuk menentukan arah kiblat.
Sebaiknya bukan hanya masjid atau mushalla/langgar saja yang perlu ditera arah kiblatnya. Mungkin rumah kita sendiri selama ini juga saat kita shalat belum tepat menghadap ke arah kiblat. Sehingga saat tersebut ada baiknya kita juga bisa menentukan arah kiblat dari rumah kita.
Catatan : Perlu diketahui sekali lagi bahwa dalam satu tahun istiwa a'zam di kota Makkah terjadi 2 kali
yaitu tanggal setiap 28 Mei (untuk tahun kabisat 27 Mei) sekitar jam 16:18 WIB dan 16 Juli (saat tahun kabisat 15 Juli) sekitar jam 16.26 WIB. Namun untuk melakukan penentuan arah kiblat tidak mutlak harus dilakukan pada tanggal tersebut bisa mundur atau maju 2-3 hari karena pergeserannya relatif sedikit yaitu sekitar 1/6 derajat setiap hari.

Cara menetukan arah kiblat menggunakan bayang matahari.




Alternatif penjejak bayangan matahari kreasi JAC.

Menggunakan Solar Tracker untuk menghitung sudut bayangan matahari untuk berbagai keperluan.
Sumber terkait:


Minggu, 07 Mei 2006

Astronomy Day 2006


Hari Astronomi untuk tahun 2006 ini jatuh pada tanggal 6 Mei. Peringatan Hari Astronomi ini dari tahun ke tahun jatuh pada tanggal yang berbeda. Hari Astronomi ditetapkan untuk diperingati tiap tahun pada tanggal tertentu antara pertengahan April sampai pertengahan Mei, yaitu pada hari Sabtu saat fase bulan sekitar atau sebelum seperempat awal (berumur sekitar tujuh hari). Untuk tahun 2006 ini, antara pertengahan April dan pertengahan Mei, fase bulan seperempat awal terjadi hari Sabtu tanggal 6 Mei. Dan hari itulah diperingati sebagai Hari Astronomi. 

Perayaan Hari Astronomi berawal dari kegiatan yang dilakukan oleh Doug Berger (mantan presiden Astronomical Association of Northern California) pada tahun 1973. Doug mengadakan kegiatan untuk memberi kesempatan kepada publik yang berada jauh dari observatorium, agar bisa ikut menikmati astronomi lewat pameran dan kegiatan astronomi. Alih-alih mengundang publik pada acara open house di observatorium, ia membawa astronomi langsung ke tempat dimana publik berada. Dengan begitu publik yang tinggal jauh dari observatorium dapat menikmati astronomi tanpa harus datang ke observatorium yang biasanya berlokasi jauh dari kota. 

Kegiatan yang dilakukan oleh Doug ini berdampak luas. Sejak saat itu, berbagai organisasi astronomi mengadakan kegiatan serupa. Seiring dengan berjalannya waktu, skala dan lingkup acara menjadi semakin besar. Dan saat ini, kegiatan yang dirintis oleh Doug telah menjadi gerakan arus bawah skala internasional yang secara resmi bertujuan mempromosikan semua kegiatan ilmiah astronomi, dan menyediakan informasi, sumber daya, dan dukungan pada semua aspek astronomi. Dalam kegiatan ini, astronom amatir dan profesional berkesempatan menunjukkan kepada publik apa yang menarik perhatian mereka dalam pengamatan dan penelitian astronomi. 

Tanggal 26-29 Juli 2005 tahun lalu Astronom Asia Pasifik kembali bertemu dalam Konferensi Regional Astronomi Asia-Pasifik (APRIM) yang berlangsung di Nusa Dua Bali. Dalam salah satu hasil Konferensi APRIM 2005 yang diikuti 34 negara tersebut adalah Keputusan mengenai Pendidikan dan Populerisasi astronomi di Indonesia dan negara-negara Asia Pasifik. Diharapkan dengan diselenggarakannya peringatan Hari Astronomi Tahun 2006 (Astronomy Day 2006) ini dapat menjadi sebuah media pendidikan dan media untuk mempopulerkan atronomi kepada para pelajar serta masyarakat umum.
 

Bertempat di Halaman Depan Gedung Mandala Bhakti Wanitatama, Jogja Astro Club (JAC) turut mengambil bagian dalam perayaan Hari Astronomi atau Astronomy Day 2006 tahun ini. JAC bersama klub astronomi binaannya yaitu Colombo After School Astronomy Club (CASAC) yaitu KIR astronomi SMA Kolombo Yogyakarta menggelar pameran pendidikan bertajuk Astronomi.

Pameran Pendidikan Astronomi ini adalah kali yang pertama diadakan oleh club ini dan barangkali juga merupakan yang pertama di kota gudeg Yogyakarta ini. Pameran berlangsung dari mulai pukul 10:00 WIB sampai pukul 22:00 malam. Di bawah tenda berukuran 8x5 meter dengan penerangan 6 buah lampu TL 40 watt menjadi andalan panitia untuk berteduh dari panas dan hujan serta gelapnya malam. Di sisi kanan juga berdiri sebuah tenda doom 3x3 yang didirikan khusus untuk menjaga barang-barang yang riskan serta istirahat panitia. Spanduk dan umbul-umbul sangat membantu panitia sehingga stand pameran mudah dikenali oleh masyarakat yang lewat.Pameran Astronomy Day 2006 menampilkan berbagai macam stand yaitu;
1. Video Astronomi yaitu Pemutaran film/movie dan video pendidikan bertema astronomi.
2. Slide Show Astrofotografi berupa foto-foto matahari, bulan, planet, komet, galaksi, nebula, pesawat luar angkasa dsb.
3. Pameran peralatan astronomi amatir meliputi teleskop, binokuler, CCD imaging, peralatan fotografi, peta bintang dsb.
4. Pameran buku dan majalah astronomi dalam bhs. Indonesia dan asing.
5. Simulasi Pertunjukan Planetarium menggunakan Starrynight Pro 5.8.2.
6. Observasi permukaan matahari, bulan dan planet dengan menggunakan teleskop dan video astronomi.
7. Astronomi untuk anak berupa kegiatan mewarna planet, kuis, dan puzzel.
8. Demonstrasi Water Rocket (roket air).
9. Poster-poster astronomi berbagai ukuran.

Stand saat baru dibuka

Refraktor 3"

Semenjak stand dibuka oleh Koordinator JAC dan diawali dengan doa bersama oleh seluruh panitia, sudah mulai menimbulkan rasa penasaran masyarakat untuk melihat stand ini. Apalagi JAC juga memamerkan beberapa teleskop besar yang dipamerkan di arena ini masing-masing teleskop newtonian dengan diameter 10" dan 6" serta sebuah refraktor 3" yang kesemuanya terpasang pada mountingnya masing-masing. Kecuali teleskop pameran juga menampilkan peralatan fotografi terkhusus astrofotografi berupa 2 buah kamera CCD yang dimodifikasi dari webcam, lensa-lensa foto, kamera SLR dan digital kamera, berbagai jenis tripod, kabel release serta beberapa karya hasil foto anggota JAC juga turut dipamerkan.

Dalam kesempatan tersebut beberapa pakar astronomi Jogja juga turut memberikan support dengan mengunjungi pameran dan bahkan turut memandu teknik penggunakaan teleskop baik saat pengamatan sunspot maupun saat observasi bulan dan planet Jupiter pada mala harinya. Diantara yang hadir adalah; Bapak Slamet MT, M.Pd. Kepala Lab. Astronomi UNY, Bapak Drs. HM. Muchlas, MT dari Pusat Studi Astronomi UAD dan bapak Drs. H. Sofwan Jannah, MAg. dari Pusat Studi Falak UII yang langsung turun di tengah-tengah pengunjung pameran.
Stand buku dan peralatan astronomi, Bola langit dan simulator planet
 
Diantara kegiatan pameran juga disediakan stand khusus untuk anak-anak atau astro kids. Di stand ini disediakan beberapa puzzle astronomi yaitu merangkai gambar planet dan galaksi, kuis dan pertanyaan seputar astronomi serta kegiatan mewarna planet. Di stand ini juga anak-anak diajarkan cara menggunakan binokuler yang benar untuk melihat bintang dan cara mengamati permukaan matahari mengunakan metode proyeksi untuk melihat bintik matahari (sunspot) serta diberitahu bahayanya jika melihat matahari menggukan binokuler maupun teleskop untuk melihat matahari langsung tanpa peralatan pengaman.
Stand peralatan astronomi amatir
 
Berdoa sebelum mulai memandu stand


Sejauh ini persiapan dianggap cukup...
 

Press release dengan wartawan KR
 
Tiga buah layar LCD digunakan untuk menampilkan gambar dari komputer/laptop agar lebih komunikatif. Masing-masing untuk menampilkan program komputer Simulator Planetarium menggunakan Starrynight, Pemutaran Film-film astronomi serta slide show astrofotografi yang cukup menarik perhatian pengunjung. Sementara poster-poster yang dipamerkan justru banyak ditawar mau dibeli. Ada 10 buah poster besar yang turut dipamerkan dan kesemuanya merupakan koleksi JAC.

Sore hari saat jadwal kegiatan untuk demonstrasi roket air (water rocket) yang terpaksa dibatalkan dikarenakan hujan mengguyur arena pameran hingga lepas maghrib. Hal ini sempat membuat panitia kewalahan untuk mengamankan barang-barang yang dipamerkan. Apalagi sore itu Koordinator JAC masih berada si Solo dalam rangka peringatan Hari Astronomi di PP Assalam sebagai pembicara dalam Seminar Astronomi sehingga panitia harus berinisiatif sendiri menghadapi masalah tersebut. Dan alhamdulillah menjelang isya hujan reda dan bahkan langit cukup cerah sehingga acara observasi langit malam dapat berlangsung.
Teleskop 10" itu (barang antik)..


 Bapak Slamet MT, MPd. tersenyum puas...

Setelah hujan reda, kembali pengunjung mulai berdatangan karena tertarik melihat 3 buah teleskop yang sengaja dibawa keluar untuk mengamati bulan. Merekapun rela antri untuk dapat melihat pemandangan yang mungkin baru pertama untuk mereka. Permukaan bulan saat fase seperempat pertama memang menjadi obyek yang menarik untuk diamati karena kawah-kawah di bulan sangat jelas kelihatan. Bersyukur para pemandu teleskop dari anggota JAC dengan trampil dapat mengarahkan teleskopnya untuk mengamati permukaan bulan walaupun sesekali bulan tertutup oleh mendung yang lewat. Dan kegiatan observasi malam berlangsung cukup meriah hingga larut walaupun kondisi agak basah setelah diguyur hujan.


Setia menunggu stand....

Reflektor Newtonian 6" Space
 
Menjelang pukul 10 malam saat stand akan ditutup masih terlihat beberapa pengunjung yang melihat-lihat stand pameran. Bahkan 3 buah teleskop masihdikerumuni para pengunjung yang baru datang yang sekedar ingin ikut melihat. Dan akhirnya setelah melalui beberapa pertimbangan pameran akhirnya ditutup pukul 22:30 menunggu pengunjung agak sepi.
Selama hampir 1 jam panitia mengemasi barang-barang dan perlengkapan yang dibawa untuk pameran. Dan khusus tenda doom dan sebuah teleskop yang 6" sengaja ditinggal karena selepas acara pameran masih ada acara observasi malam khusus anggota sampai pagi. Konon acara observasi malam tambahan ini berlangsung hingga subuh dan ternyata masih banyak juga para pengunjung yang kebetulan lewat ikut melihat dan mengintip bulan dan planet Jupiter dari lobang teleskop (sementara saya tertidur sampai pagi)...... dan Astronomy Day 2006 telah selesai.... Sampai jumpa tahun depan...
Terimakasih... kepada semua pihak yang telah mensupport kegiatan ini.... para relawan... para donatur... para sponsorship.... Sekali lagi terimakasih.


Seminar Islam & Astronomi di CASA PP Assalam - Solo
 


Berikut beberapa gambar yang sempat terekam oleh kamera....


Ketua Panitia ngintip bersama Punk... Bapak, Ibu & anak juga suka astronomi
 
Dapet bonus stiker lumayan.... Banjir.... banjir..... banjir....

Wis.... bubar..... Sampai jumpa tahun depan....