Home    About Me    Equipment    Aktivitas    Astrofotografi    Observasi    Downloads   Video    Gallery    Tamu   

Minggu, 23 April 2006

Ekspedisi Lyrids Shower 2006


Pada tanggal 22 April 2006 Jogja Astro Club (JAC) bersama klub astronomi binaannya yaitu "Corona" dari SMA 3 Yogyakarta dan "Colombo After Shool Astronomy Club (CASAC)" dari SMA Kolombo Yogyakarta mengadakan ekspedisi dalam rangka Perburuan Lyrids meteor shower bertempat di Pantai Parangkusumo Yogyakarta. Kegiatan ini dimaksudkan agar para peserta terbiasa meakukan kegatan ilmiah observasi sebagai bagian penting dalam astronomi dan dapat melihat langsung fenomena astronomi sebagai bukti kebesaran Allah SWT. pencipta alam semesta serta dapat menyelami kehidupan para astronom yang bekerja pada tengah malam sementara orang lain tertidur. Berikut ini sedikit ceritanya:
Akhirnya tanggal 22 April tiba. Malam itu seluruh peserta ekspedisi sudah berkumpul semua di halaman SMA Kolombo. Setelah sempat chek semua perlengkapan dan foto2 sebentar rombonganpun berangkat dengan menggunakan sebuah bus dan sebuah mobil. Di depan tim SMA 3 telah berangkat duluan sementara menyusul di belakang tim dari UAD. Rombongan ekspedisi kali ini cukup meriah karena melibatkan klub astronomi dari SMA Kolombo (CASAC) dan SMA 3 Yogyakarta (Corona). Kedua klub astronomi tersebut merupakan binaan JAC. Hadir pula dalam rombongan tim dari Pusat Studi Astronomi (PSA) UAD termasuk Dosen yang akan memberikan lecture sesi pertama yaitu Bapak. Drs. HM. Muchlas, MT.
Waktu menunjuk pukul 21.05 ketika kendaraan rombongan ekspedisi memasuki lokasi Pantai Parangkusumo yang malam itu menjadi arena perburuan meteor. Suasana pantai yang sepi mendadak berubah menjadi riuh ketika rombongan datang. Panitiapun segera menyiapkan segala sesuatunya; tempat, penerangan, perlengkapan ceramah, tikar, pendirian tenda, merakit teleskop, pesan makanan/minuman, dsb.



Sekitar pukul 22 malam persiapan selesai dan acarapun dimulai; setelah acara dibuka oleh koord. JAC kesempatan lecture pertama menampilkan Drs. HM. Muchlas, MT dari Pusat Studi Astronomi UAD materi yang disampaikan adalah "astrofotografi". Setelah sekitar 1 jam lecture kedua dengan tema "Even Astronomi Indonesia 2006" disampaikan oleh koord. JAC Bapak Mutoha. Sekitar 1 jam setelah lecture kedua yaitu tepat pukul 00 tengah malam acara di"break" untuk memberikan kesempatan para peserta ekspedisi melaksanakan hajat "midnight breakfast" dengan menu indomie telor dan teh panas. Hangat rasanya di tengah2 suasana dinginnya Pantai Parangkusumo tiba2 mendapat kehangatan semangkok mie dan segelas teh panas. Yang jelas rasa kantuk jadi hilang.
Setelah sekitar setengah jam istirahat, acara dilanjutkan kembali. Kali ini menggunakan simulator "meteor shower" di layar para peserta dilatih bagaimana teknik observasi meteor termasuk cara menghitung cacah meteor menggunakan teknik "patah lidi". Bagian lain dari sesi ini adalah bagaimana cara menjejak posisi radiant meteor shower menggunakan Program Simulator Langit Starrynight Pro. Dan bersyukur pada kedua sesi terakhir tersebut para peserta cukup terhibur.
Tibalah saatnya acara observasi yang dimulai pada pukul 01:30 dini hari. Walaupun dengan mata terkantuk para peserta nampak semangat dan penasaran untuk melihat langsung hujan meteor Lyrids pada malam itu. Para peserta menyebar mencari lokasi sendiri-sendiri di tepi pantai. Kondisi yang menguntungkan langit malam itu cukup cerah. Dengan berbekal lidi observasipun berlangsung. Saat ada yang melihat meteor dan berteriak maka kontan lidi yang mereka bawa langsung dipatahkan satu untuk menghitung agar tiada lupa. Sementara di sisi nampak sebagian peserta mengarahkan teleskopnya ke arah bulan tua yang baru terbit dan di sisi yang lain mencoba mengarahkan teleskopnya untuk melihat Planet Jupiter.


memang tidak banyak meteor yang terlihat pada malam itu. Laporan yang diterima menunjukkan angka yang cukup untuk sebuah ekspedisi pemula. Berdasarkan laporan observasi dari 60 pengamat, hanya sekitar 12 saja yang aktif melakukan pengamatan dengan cacah meteor terbanyak selama 1 jam (jam 02:00-03.00 WIB) sejumlah 11 meteor dengan 7 berasal dari radiant Lyrids dan sisanya sporadic. Cuaca memang kurang menguntungkan karena langit sebelah Timur agak tertutup awan.


Dan jam sudah menunjukkan angka 2 lebih, saatnya persiapan kembali ke kandang. Para peserta mulia berkumpul kembali dan peralatan mulai dikemas. tak lupa sempat berfotoria sebagai 'mungkin' kenangan yang tidak terlupakan. Selamat tinggal Parangkusumo.... nantikan kami kembali pada even-even yang akan datang...
Terimaksih kepada semua pihak yang telah mensupport kegiatan ini. Special thanks buat UAD dan UII, SMA Kolombo, SMA 3 Yogyakarta, Koran KR serta masyarakat Parangkusumo. Salam.

News: Kedauatan Rakyat 1 Kedaulatan Rakyat 2

Sabtu, 22 April 2006

Lyrids Meteor Shower 2006


Tanggal 21 April merupakan tanggal yang sangat akrab dengan sebagian besar masyarakat Indonesia karena pada tanggal itu bangsa Indonesia memperingati hari kelahiran tokoh emansipasi wanita RA Kartini. Pada tahun 2006 ini nampaknya tanggal tersebut juga akan menjadi tanggal istimewa bagi dunia astronomi karena pada tanggal 21 April 2006 nanti menurut almanak astronomi yang diterbitkan oleh Observatorium Bosscha Bandung serta jurnal astronomi yang diterbitkan oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA) Amerika Serikat, kita akan dapat menyaksikan peristiwa astronomi yang hanya datang sekali dalam setahun yaitu hujan meteor Lyrids.
Hujan meteor atau 'meteor shower' adalah puncak kenampakan meteor terbanyak. Pada hari-hari biasa terlihatnya meteor merupakan suatu faktor kebetulan, namun pada malam puncak hujan meteor kita dapat menyaksikan kilatan cahaya meteor antara 5 sampai 20 meteor atau lebih setiap jam. Bahkan saat hujan meteor Leonid pada November 2001 terdeteksi lebih 3000 meteor setiap jam sehingga para astronom menyebutnya sebagi badai meteor atau 'meteor storm'.
Kebanyakan meteor berasal dari kumpulan sisa debu komet yang pernah melintas di suatu titik di langit yang disebut 'kuadrant'. Ketika bumi melewati titik tersebut maka debu-debu komet ini tertarik oleh gravitasi bumi dan karena bumi memiliki sistem perlindungan berupa lapisan atmosfer maka debu-debu yang berupa batuan ini akan terbakar dan nampak sebagai goresan cahaya yang melintas cepat di langit. P
Penamaan hujan meteor ini umumnya didasarkan pada rasi atau gugus bintang tempat asal meteor tampak. Selama setahun paling tidak akan terjadi 8 kali puncak peristiwa hujan meteor yaitu; Quadrantids 3 Januari di rasi Bootes, Lyrids 21 April di rasi Lyra, Eta Aquarids 5 Mei di Rasi Aquarius, Southern Delta Aquarids 28 Juli di Rasi Aquarius, Perseids 12 Agustus di Rasi Perseus, Orionids 21 Oktober di Rasi Orion, Leonid 17 November di rasi Leo dan Geminids 13 Desember di Rasi Gemini.
Untuk mengamati hujan meteor Lyrids yang akan terjadi pada tanggal 21 April nanti kita cukup menggunakan mata telanjang tanpa perlu peralatan teleskop maupun binokuler, namun ada baiknya kedua peralatan tersebut juga dibawa. Jika kita memiliki kamera baik kamera maupun kamera video nampaknya perlu juga kita persiapkan menjaga kemungkinan terjadi peristiwa yang bagus untuk direkam. Barangkali yang perlu dipersiapkan adalah perlengkapan pribadi seperti baju hangat karena pengamatan dilakukan pada tengah malam untuk menjaga hawa dingin. Minuman hangat dan makanan kecil bagus untuk menemani saat pengamatan. Radiant atau pusat hujan meteor Lyrids akan terbit di arat Timur Laut pada sekitar pukul 22:03 WIB dan akan terbenam pada pukul 09:24 WIB sehingga selama pukul 22:30 sampai sebelum fajar kita dapat melakukan pengamatan. Untuk mempermudah dalam menentukan orientasi pengamatan kita dapat menggunakan bintang yang cukup terang yaitu Vega yang terdapat di Rasi Lyra yang akan nampak di arah Timur Laut pada tengah malam nanti. Happy Stargazing....