Home    About Me    Equipment    Aktivitas    Astrofotografi    Observasi    Downloads   Video    Gallery    Tamu   

Sabtu, 01 Oktober 2005

Sambutan Bosscha - Launching JAC

 Oleh : DR. Moedji Raharto

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh....

Mahasuci Allah pencipta dan pemelihara langit dan Bumi. Langit dan Bumi merupakan sebuah potret kemahabesaran Allah, maha perencana, maha perkasa, maha cendekia, maha indah, maha perencana, maha kuasa dan berbagai asmaul husna terdapat di dalamnya. Langit dan Bumi diperuntukkan bagi semua manusia, mahluk cerdas yang diciptakanNya. Manusia diminta memikirkan ciptaanNya yang sangat menakjubkan, tak bisa dicari tandingannya. Manusia yang sangat kecil sering merasa besar padahal tak kuasa mencipta, mengubah takdir dan ketentuan awal dan akhir alam semesta. 

Perjalanan sejarah manusia melewati berbagai zaman Mesopotamia dan Cina, Yunani, Romawi, zaman Islam dan modern dalam menatap langit dan menyikapinya, zaman non-optik hingga Sextan terbesar didunia, Sextan dengan radius 40 meter di Samarkand (Asia Tengah). Kini sejarah manusia telah mencapai zaman teleskop optik (1609), teleskop inframerah dan teleskop radio (1940an) landas Bumi dan dilanjutkan ke berbagai satelit astronomi (sejak tahun 1970an), teleskop ruang angkasa Hubble (1990an) dan bahkan wahana antariksa penjelajahan ke Bulan (1969), ruang antar planet (Pioner 10, 11 (tahun 1973-1974) dan Voyager 1 dan 2 (1977) dan keluar tatasurya setelah menjalankan missinya beberapa belas tahun mengarungi ruang tatasurya. Usaha manusia itu masih terus akan berlanjut, walaupun tantangan yang dihadapinya makin sulit misalnya untuk menjelajah ke planet Pluto dengan wahana antariksa perlu bahan bakar nuklir karena tidak mungkin lagi menggunakan panel surya untuk menadah energi Matahari untuk memfungsikan komponen dalam wahana antariksa, panel itu akan terlalu luas dan terlalu berat untuk diangkut dari planet Bumi ke planet Pluto. Misi ke Pluto tersebut mengandung resiko lebih besar bila mengalami kegagalan dalam peluncurannya.

Bagi manusia langit sangat luas, langit dan isinya sangat kaya akan misteri, langit dan isinya sangat menakjubkan. Gerhana Matahari Total, gerhana Matahari Cincin, gerhana Bulan Total, Gerhana Bulan Sebagian, Gerhana Bintang, Okultasi, Transit, Nova, Supernova, Blackhole, Pulsar, Quasar, Asteroid, Meteor, Flare Matahari dan masih sangat banyak lagi. Banyak jalan untuk mencapai dan menggapai langit, melalui fasilitas yang dianugerahkan Allah kepada manusia interaksi antara manusia dan langit telah berlangsung ribuan tahun. Foton cahaya bintang, planet, Bulan, komet dan panorama langit senja, terbit fajar masuk ke mata dan menggerakan fikiran manusia. Beragam kedalaman dan tingkatan pemahaman manusia mengenal dan memikirkan alam semesta dan isinya yang menakjubkan. Langit terlalu luas untuk dijelajahi dan difikirkan oleh seorang astronom, langit terlalu luas untuk disimak sendiri. Langit terlalu mahal untuk diteliti sendiri, bermilyar dollar telah dinvestasikan dan beribu manusia telah bekerja dengan serius untuk mencapai kemajuan bertambahnya pengetahuan manusia tentang isi langit, masa silam dan masa depannya.

Usaha para penggemar astronomi yang berat sampai yang ringan atau Komunitas Masyarakat Pecinta Astronomi di Yogyakarta membentuk klub astronomi amatir JogjaAstroClub (JAC) merupakan usaha yang sangat strategis untuk mengenal langit, menghadirkan langit yang jauh dihati manusia.  Untaian itu akan merupakan matarantai sejarah ketakjuban umat manusia tentang langit dan isinya. Saya sebagai staf pengajar Departemen Astronomi FMIPA ITB sangat mendukung usaha baik Saudara-saudara, semoga Allah swt senantiasa menuntun, melindungi, memberi taufiq, hidayah dan  InayahNya. Indonesia dengan wilayah yang sangat luas sekitar 2 juta km persegi dengan 200 juta manusia di dalamnya mempunyai potensi untuk bisa mengembangkan kegiatan patroli langit, bertukar pengalaman dalam memahami langit dan isinya yang menakjubkan dan bahkan berinteraksi dengan professional mempelajari langit. Tidak jarang para amatir memberi kontribusi atau sumbangan dalam patroli langit misalnya mempergoki komet yang luput dari patroli langit teleskop profesional.  Amatir yang menggunakan teleskop dengan benar akan memperoleh data profesional. Melalui sarana komunikasi data dan pengetahuan di internet para astronom amatir senantiasa bisa meningkatkan kualitas pemahaman fenomena astronomi secara mandiri dan berkomunikasi langsung dengan para pakar astronomi.  Semoga Allah swt meridloi ketulus-ikhlasan usaha Saudara-Saudara sekalian di Jogya mendirikan salah satu Klub Astronomi di Indonesia,  selamat bekerja, semoga bermanfat bagi Nusa dan Bangsa.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.


Observatorium Bosscha  ITB – di Lembang,
Sabtu, 27 Sya’ban 1426 H (1 Oktober 2005),
 
Dr. Moedji Raharto 
Observatorium Bosscha
Lembang, Bandung, Indonesia

1 komentar: