Home    About Me    Equipment    Aktivitas    Astrofotografi    Observasi    Downloads   Video    Gallery    Tamu   

Kamis, 10 Januari 2008

Rukyat Hilal Muharram 1429 H

Gak kelihatan mas lha wong langitnya we mendhung thok kata anak-anak
..
Sore ini Tim Rukyatul Hilal yang berangkat ke Parangkusumo cuma 2 person, saya dan Gustriawan dari JAC. Walau cuma berdua namun kami memiliki obsesi dapat berhasil merukyat hilal awal Muharram 1429 H kali ini. Berbekal 2 buah binokuler TASCO 7x35, Digital Kamera, tripod, GPS Garmin Etrex, Kompas BRUNTON dan alat penjejak posisi hilal serta data-data rukyat kami berangkat pukul 16.00 WIB dari Posko RHI. Sampai di lokasi pukul 17.00 dan langsung menyiapkan dan memasang perlengkapan observasi. Data sunset di lokasi 18:02 WIB jadi masih cukup waktu sambil menikmai deburan pantai Parangkusumo yang mulai banyak pengunjung karena menjeang malam 1 Suro. Pantai ini memang biasa dipadati banyak pengunjung saa malam tersebut untuk "ngalap berkah". Khawatir terganggu oleh padatnya pengunjung kami sengaja mencari lokasi yang agak jauh dari keramaian. Begitupun masih sempat diikuti anak-anak (sebagian yang ada di foto itu).
.
Langit Barat nampak kurang bersahabat ketika waktu menunjukkan pukul 17:50 menit beberapa menit sebelum perkiraan sunset. Matahari sempat terhalang oleh mendung dengan ketebalan sekitar 2° di atas horison hingga waktu sunset tiba cahaya matahari hanya terlihat sedikit namun cukup bisa menjadi tanda bahwa sunset telah tiba. Kondisi langit Barat seperti di bawah ini sempat membuat kami pesimis dapat melakukan rukyat kali ini walaupun ketinggian hilal sudah sekitar 10° di atas horison saat sunset. Tapi kami selalu menantikan yang tak terduga terjadi. Saya teringat cerita beberapa moonsighter yang ternyata dapat melihat hilal diantara celah-celah awan tebal sekalipun. Ini yang membuat kami masih semangat.
.

Moga-moga bisa lihat tu.. ya .. tapi di situ posisi hilal waktu saya foto lewat lubang binokuler.

...

Pukul 18:15 WIB ketika samar terdengat alunan azhan dari beberapa arah. Langit Barat masih didominasi oleh awan yang cukup tebal. Masuk ke ponsel saya SMS dari Pak Ar (RHI Solo), Marufin (RHI Kebumen) dan Pak Arif (RHI Jakarta) yang menyatakan bahwa kondisi di tempat mereka mendung total. Tapi kami masih tetap mencoba mencari celah diantara awan yang menjadi jalur bulan. Jalur ini kami beri tanda menggunakan kompas brunton yang terpasang di atas tripod. Kompas ini dilengkapi dengan pembidik untuk mengetahui posisi azimuth sehingga orientasi posisi bulan dari menit ke menit dapat diperkirakan. Observasi terus kami lakukan menggunakan binokuler yang kami pasang di atas tripod diarahkan ke jalur bulan. Rukyat menggunakan mata telanjang memang sengaja tidak kami lakukan kali ini sebab hilal masih dalam area UNGU yang artinya tidak terlihat menggunakan mata telanjang. Hampir setengah jam kami melakukan observasi cukup membuat perut sedikit mual karena menggunakan binokuler terus-menerus.

.

.

Pukul 18:27 WIB, saya masih asyik mengamati celah-celah awan di mana diperkirakan hilal berada ketika pada suatu tempat "Nah, Ada.. Terlihat" segera saya kunci posisi bino di atas tripod menyuruh Gustria ikut melihat lewat binokuler yang saya gunakan. "Ya, kelihatan .. betul" kata Gustria sebelum ia kembali melihat langsung menggunakan binokuler yang dipegangnya. Goresan tipis sangat samar, setinggi 4° di atas horison ketika saya ukur posisinya. Bahkan ketika mencoba saya lihat langsung tanpa bino betul-betul tidak bisa terlihat walaupun sudah dilakukan ektra akomodasi mata. Hilal kali ini memang hanya bisa terlihat menggunakan binokuler atau teleskop. Sayang juga idak sempat membawa teleskop. Hilal memang hanya terlihat sebentar sebelum ia tertutup oleh awan tebal yang menghadang di bawahnya. Tapi Alhamdulillah, selama hampir 1 menit kami betul-betul dapat menyaksikan hilal dalam kondisi langit yang sebenarnya hanya memberikan peluang yang sangat kecil. Tapi saya hanya berfikir bahwa itu adalah hidayah dari Allah kepada hambanya yang mau bersungguh-sungguh...
Dan saya masih ingat do'a melihat hilal:


اللَّهُمَّ أَهْلِلْهُ عَلَيْنَا بِاْلأَمْنِ وَاْلإِيْمَانِ وَالسَّلاَمَةِ وَاْلإِسْلاَم رَبِّيْ وَرَبُّكَ اللهُ هِلاَلَ رُشْدٍ وَخَيْرٍ

..
Ya Allah, Jadikanlah bulan ini kepada kami dalam kondisi aman dan hati kami penuh dengan keimanan, dan jadikanlah pula bulan ini kepada kami dengan kondisi selamat dan hati kami penuh dengan keislaman. Rab ku dan Rab mu Allah. Bulan petunjuk dan bulan kebaikan. (HR. Turmudzi)

.

Mejeng dulu sebelum seting peralatan.

.
Melihat kondisi awan yang telah menutup hilal, mustahil rasanya berharap ia dapat terlihat kembali kecuali juga posisinya sudah semakin turun membuat ia berada di luar batas ambang visibilitas. Akhirnya setelah mengemas perlengkapan serta membuat sekedar catatan observasi kami mengakhiri misi Rukyatul Hilal Muharam 1429 H ini dengan harapan ini bisa menjadi data tambahan terhadap keberhasilan rukyat hilal di Indonesia. Memasyarakatkan rukyat syar'i yang berkualitas yaitu rukyat yang didasari oleh kejujuran saksi yang adil dan sesuai dengan kaidah-kaidah sains modern. Kamipun segera menuju masjid terdekat soale belum shalat Maghrib.

1 komentar:

  1. manteups mas. sy muslim yg buta ttg ngelmu spt ini. tapi dari ulasan njenengan sy kok yakin umat suaangat butuh orang-2 (istilah sy buwat anda : ustadz/ulama)spt njenengan-2. may ALLAH bless you all mas!!!
    keep a nice and smart work

    BalasHapus