Leonids Meteor Shower
Seperti yang pernah terjadi sebelumnya bahwa peristiwa meteor shower adalah puncak kenampakan meteor paling banyak pada suatu periode yang sering disebut juga hujan meteor. Leonids merupakan salah satunya. Dinamakan Leonids karena hujan meteor ini berasal dari daerah langit di sekitar Rasi Leo. Titik asal meteor-meteor ini dinamakan “radiant”. Pada hari-hari biasa terlihatnya meteor merupakan suatu faktor kebetulan, namun pada malam puncak hujan meteor kita dapat menyaksikan kilatan cahaya meteor antara 5 sampai 100 meteor atau lebih setiap jam. Bahkan saat Leonids tahun 2001 terdeteksi lebih 3000 meteor setiap jam sehingga para astronom menyebutnya sebagi badai meteor atau 'meteor storm'.
Penamaan hujan meteor ini umumnya didasarkan pada rasi atau gugus bintang tempat asal meteor tampak. Selama setahun paling tidak akan terjadi 8 kali puncak peristiwa hujan meteor yaitu; Quadrantids 3 Januari di rasi Bootes, Lyrids 21 April di rasi Lyra, Eta Aquarids 5 Mei di Rasi Aquarius, Southern Delta Aquarids 28 Juli di Rasi Aquarius, Perseids 12 Agustus di Rasi Perseus, Orionids 21 Oktober di Rasi Orion, Leonid 17 November di rasi Leo dan Geminids 13 Desember di Rasi Gemini.
Setiap 33 tahun sekali Komet Tempel-Tuttle melintas mendekati orbit bumi dari pengembaraannya mengarungi tata surya. Lawatan terakhirnya adalah pada tahun 1998 hingga tahun 2002 yang lalu dan meninggalkan debu ekornya di sekitar orbit bumi.
Jangan membayangkan debu komet seperti debu yang ada di sekitar kita. Debu komet berupa bongkahan bebatuan angkasa yang dalam istilah astronomi disebut meteoroid dan jumlahnya tak terhitung. Meteoroid juga dapat berasal dari pecahan asteroid. Pada setiap pertengahan November, saat bumi berevolusi mengelilingi matahari dan menyeberang jalur debu komet tersebut, maka banyak diantaranya yang tertarik oleh gravitasi bumi.
Saat memasuki atmosfer bumi, Leonids dapat mencapai kecepatan hingga 71 km/detik dan kebanyakan habis terbakar sebelum mencapai permukaan bumi. Penyebab terbakarnya meteor adalah bukan akibat gesekan dengan udara seperti kebanyakan orang mengira. Fenomena ini disebut ‘ram pressure’ yaitu pemanasan udara yang diakibatkan oleh tumbukan meteor yang dapat mencapai suhu hingga 3000˚ C akhirnya memanaskan meteor itu. Suhu yang sangat panas itu membuat kebanyakan meteor habis terbakar menghasilkan fenomena yang kita sebut ‘bintang jatuh’. Beberapa meteor memiliki ukuran yang cukup besar sehingga menghasilkan cahaya yang sangat terang. Fenomena ini dinamakan ‘fireball’ dan biasanya disertai bunyi dentuman yang dapat terdengar dan terlihat hingga radius 60 km.
Untuk mengamati Leonids Meteor Shower yang akan mencapai puncaknya pada Sabtu malam Minggu,19 November 2006 nanti kita cukup menggunakan mata telanjang tanpa perlu peralatan teleskop maupun binokuler, namun ada baiknya kedua peralatan tersebut juga dibawa. Jika kita memiliki kamera baik kamera digital maupun kamera video nampaknya perlu juga kita persiapkan menjaga kemungkinan terjadi peristiwa yang bagus untuk direkam. Carilah tempat yang gelap dan tidak membahayakan.
Buatlah senyaman mungkin saat observasi
Ajaklah orang lain agar suasana dapat dinikmati bersama. Jangan sering-sering menghidupkan senter karena menyulitkan mata berakomodasi. Gunakan senter yang telah dilapis plastik warna merah. Berbaringlah dengan rileks dengan pandangan mata ke Langit Timur di sekitar Rasi Leo. Hitunglah berapa meteor yang dapat disaksikan malam itu. Awas jangan sampai tertidur.
Radiant Leonids akan terbit di Langit Timur 02:00 WIB sehingga selama sebelum terbit fajar kita dapat melakukan pengamatan. Untuk mempermudah dalam menentukan orientasi pengamatan kita dapat menggunakan panduan Planet Saturnus yang sedang berada di Rasi Leo dan bersinar cukup terang di Langit Timur. Selamat berburu Leonids.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar