Christopher G. Texas mengabadikan Perseids Shower pada 12 Agustus 2000
Menjelang peringatan kemerdekaan RI ke-61 tahun ini, tidak hanya disambut oleh masyarakat dengan berbagai kegiatan panitia peringatan HUT RI. Namun juga akan disambut oleh fenomena ‘kembang api alam’ hujan meteor Perseids yang cukup spektakuler karena hujan meteor ini merupakan salah satu hujan meteor terbesar tahun ini. Hujan meteor Perseids tahun ini dapat menampakkan meteor antara 80 sampai 110 kilatan cahaya dalam satu jam saat puncaknya dengan kecepatan meteor saat memasuki atmosfer bumi mencapai 59 km per detik, merupakan tontonan yang sayang untuk dilewatkan.
Menurut kalender astronomi Observatorium Bosscha dan jurnal astronomi yang diterbitkan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat NASA serta informasi dari Organisasi Meteor Internasional IMO maupun organisasi-organisasi astronomi amatir yang berkecimpung dalam observasi meteor, bahwa tanggal 12 Agustus 2006 merupakan puncak kenampakan dari hujan meteor Perseids. Hujan meteor yang dalam bahasa astronominya disebut sebagai meteor shower merupakan peristiwa tahunan yang selalu berulang.
Data meteor shower Perseids
Meteor shower adalah puncak kenampakan meteor terbanyak pada suatu periode. Pada hari-hari biasa terlihatnya meteor merupakan suatu faktor kebetulan, namun pada malam puncak meteor shower atau disebut dengan istilah ‘peak’, kita dapat menyaksikan kilatan cahaya meteor puluhan atau bahkan ratusan meteor setiap jam. Saat hujan meteor Leonid pada November 2001 terdeteksi lebih 3000 meteor dalam satu jam sehingga para astronom menyebutnya sebagi badai meteor atau 'meteor storm'.
Asal Hujan Meteor
Kebanyakan meteor berasal dari kumpulan sisa debu komet yang pernah melintas di dekat jalur orbit bumi. Selama periode satu tahun bumi mengelilingi matahari, maka pada suatu saat bumi melewati sekumpulan debu yang merupakan sisa komet tersebut. Akibatnya debu-debu yang berupa batuan tersebut tertarik oleh gravitasi bumi dan karena bumi memiliki sistem perlindungan berupa lapisan atmosfer maka ia akan terbakar dan nampak sebagai goresan cahaya yang melintas cepat di langit. Bahkan ketika meteor yang terbakar berukuran cukup besar, kita akan melihatnya seperti sebuah bola api atau ‘fireball’ yang memancarkan cahaya sangat terang seperti pernah terjadi pada bulan yang lalu di Yogyakarta. Berdasarkan penyelidikan diketahui bahwa asal dari meteor shower ini adalah kumpulan debu bekas Komet 109P atau Swift-Tuttle yang pernah melintas. Dilihat dari bumi bumi meteor-meteor tersebut seolah berasal dari satu titik di langit yang dikenal dengan istilah ‘radiant’.
Penamaan meteor shower ini umumnya didasarkan pada rasi atau gugus bintang tempat asal radiant meteor. Selama periode satu tahun banyak terjadi peristiwa meteor shower. Diantaranya yang cukup besar dan terkenal adalah; Quadrantids 3 Januari di rasi Bootes, Lyrids 21 April di rasi Lyra, Eta Aquarids 5 Mei di Rasi Aquarius, Southern Delta Aquarids 28 Juli di Rasi Aquarius, Perseids 12 Agustus di Rasi Perseus, Orionids 21 Oktober di Rasi Orion, Leonid 17 November di rasi Leo dan Geminids 13 Desember di Rasi Gemini. Juga selama bulan Agustus ini sebenarnya juga terjadi beberapa hujan meteor yang lain namun frekuensi kenampakannya hanya kecil.
Meteor shower yang lain selama bulan Agustus 2006
Untuk mengamati meteor shower Perseids yang akan terjadi pada malam tanggal 12 Agustus 2006 nanti yang secara kebetulan juga pas malam Minggu, tidak diperlukan binokuler maupun teleskop. Cukup mata dengan penglihatan yang tajam serta dilakukan sambil tiduran menghadap ke atas ke sekitar radiant meteor tersebut yaitu arah Timur-Laut. Jangan lupa carilah tempat yang lapang dan terhindar dari polusi cahaya, misalnya di halaman belakang rumah atau bahkan di luar kota atau di daerah pantai sambil berkemah. Diperkirakan kenampakan meteor cukup banyak akan terjadi mulai sekitar pukul 02.00 dinihari, oleh sebab itu jangan sampai tertidur. Kalau ada kamera baik kamera maupun kamera video nampaknya perlu juga kita persiapkan menjaga kemungkinan terjadi peristiwa yang bagus untuk direkam. Gunakan kompas atau pedoman bintang untuk mencari arah. Lebih penting juga perlu dipersiapkan adalah perlengkapan pribadi seperti baju hangat, selimut atau sleepingbag karena pengamatan dilakukan pada tengah malam untuk menjaga hawa dingin serta alas tidur dan bantal. Minuman hangat dan makanan kecil bagus untuk menemani saat pengamatan. Radio, tape atau walkman maupun MP3 player baik juga dipersiapkan biar pengamatan tambah romantis. Radiant atau pusat meteor shower Perseids akan terbit di arat Timur Laut menjelang pukul 12 malam, sehingga kita punya waktu beberapa jam sampai sebelum langit Timur mulai benderang. Kecuali itu, ada hal lain yang cukup mengganggu pengamatan yaitu cahaya bulan, yang malam itu 3 hari selepas purnama. Tentunya ini akan mengurangi kenampakan meteor-meteor yang berukuran kecil. Tapi bukan masalah, cahaya meteor cukup terlihat dengan jelas walau ada sinar bulan sekalipun. Siapa tahu kita berkesempatan menyaksikan “fireball” malam itu. Dan cuaca pada bulan ini nampaknya juga menjadi faktor yang bersahabat sebab beberapa hari ini langit Indonesia selalu cerah (lihat citra satelit pada icon sidebar) di samping. Kita berharap kondisi ini akan terus cerah sampai saat Perseids datang nanti.
Radiant Perseids berada di arah Timur Laut pada tengah malam
Penghitungan cacah meteor (ZHR)
Zenithal Hourly Rate (ZHR) adalah jumlah kenampakan meteor rerata dalam setiap jam saat ‘peak’. Hal ini tentunya hanya dapat dihitung berdasarkan observasi atau pengamatan langsung. Untuk itu tidak ada salahnya kita juga belajar membuat laporan hasil pengamatan dengan mencacah atau menghitung kenampakan meteor dalam satu jam pengamatan. Teknik menghitung di tempat gelap hanya mungkin dilakukan dengan menggunakan counter atau tasbih, bisa juga digunakan teknik patah lidi agar bisa juga mendapat info mengenai besar kecilnya meteor yang terlihat. Caranya persiapkan satu lidi panjang saat pengamatan, dan jika terlihat meteor patahkan lidi tapi jangan sampai terputus. Jika meteornya cukup besar, jarak patahan panjang dan jika meteor berukuran kecil jarak patahan pendek saja. Patahan ini akan dihitung nanti usai pengamatan meteor shower. Sebab selama mengamati meteor diusahakan selalu konsentrasi agar tidak ada yang terlewatkan. Pengamatan dalam bentuk kelompok akan lebih mempermudah dalam pencacahan. Selama pengamatan tidak dibenarkan menyalakan cahaya yang cukup terang seperti senter sebab dapat membuat mata kesulitan berakomodasi di tempat gelap. Gunakan senter yang diberi filter warna merah sehingga tidak menyilaukan.
Hujan meteor terhadap kehidupan manusia
Sejauh ini meteor shower bukan merupakan ancaman terhadap kehidupan manusia. Efek sampingnya yang terasa adalah gangguan komunikasi dan kemungkinan tertabraknya satelit buatan yang berjumlah ribuan di atas sana. Gangguan komunikasi terjadi karena lapisan ionosfer tempat gelombang radio pendek (short wave) terpantul robek akibat hujaman meteor kecepatan tinggi. Namun tidak demikian untuk radio yang menggunakan gelombang FM. Gangguan radio gelombang pendek tersebut akan normal kembali setelah robekan ionosfer tersebut tertutup kembali beberapa jam kemudian. Fenomena inilah juga yang kemudian dimanfaatkan oleh para pemburu meteor dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai pendeteksi meteor atau disebut Radio Meteor Observation (RAMO). Keuntungan deteksi meteor menggunakan radio adalah ia dapat dilakukan walaupun pada siang hari. Jadi, tunggu apa lagi.. bersiaplah menjeput Perseids malam Minggu 12 Agustus yad. Happy skygazing.....
Saya sendiri... ngikut... moga-moga tidak ketiduran.. yach !
Link-link terkait dengan isu meteor:
International Meteor Organization
Leonid '98 Meteor Outburst Page.
Leonids 1998 -- The American Meteor Society.
The Leonids.
Association of Lunar and Planetary Observers
Understanding the Leonid Meteor Shower.
Hints for Observing the '98 Leonids.
Meteor Observation Guide.
Meteor Observing Report Forms.
American Meteor Society (AMS).
Astronomy On-Line: The Leonids (expert observations)
Falling Stars
Homepage of the Dutch Meteor Society (DMS)
Information Concerning Meteor Showers.
International Meteor Organization (IMO)
Juergen Rendtel's Home Page
NAMN Home Page
Nippon Meteor Society (NMS)
North American HSCW Core Site
Romanian Society for Meteors and Astronomy
wow, pengen benget lihat. good news bangetdssss ......!!!!!
BalasHapushahahaha
BalasHapusseru juga tuh
BalasHapusboleh nonton meteor gratis