BOOm itu tidak jadi meledak!Itulah barangkali ungkapan yang paling sesuai untuk Perseids shower tahun ini. Memang sudah diperhitungkan sebelumnya oleh banyak ahli astronomi bahwa kemunculan Perseids meteor shower tahun 2006 bakal tidak seru seperti boom yang tidak jadi meledak. Hal ini dpengaruhi oleh faktor gangguan utama observasi yaitu ‘glare’ yang ditimbulkan oleh cahaya bulan 3 hari lepas purnama. Malam itu bulan terbit sekitar pukul 8 dan tepat di atas zenit sekitar pukul 2 dini hari saat sebetulnya paling bagus untuk observasi Perseids. Praktis hanya shower berukuran besar saja yang dapat teramati, belum pengaruh awan di beberapa tempat observasi yang dilaporkan juga sangat mengganggu. Bahkan di Yogyakarta mulai pukul 11 malam hingga subuh awan rata menyelimuti langit dan hanya sesekali wajah bulan menampakkan diri.
Observasi Perseids di YogyakartaKlub astronomi dari Yogyakarta yaitu Jogja Astro Club (JAC) berkesempatan menyaksikan Perseids shower dari Lapangan SMA Kolombo. Diikuti oleh oleh 6 personel anggota JAC yaitu Agus, Lukman, Aji, Aprilana, Betet dan Tika sudah sejak sore harinya menyiapkan perlengkapan dari mulai teleskop, tenda, tikar dan perangkat komputer serta LCD proyektor. Sedangkan anggota KIR yang mengikuti observasi Perseids malam itu berjumlah 26 siswa. Nampak juga beberapa guru turut hadir. Event kali juga ini bertepatan dengan Pembukan/Launching KIR Astronomi di sekolah ini untuk tahun 2006/2006. Selama ini JAC dipercaya sebagai pembina kegiatan astronomi di SMA Kolombo sudah sejak tahun lalu.
Acara dimulai sekitar pukul 8 malam didahului dengan sambutan Kepala Sekolah dan dilanjutkan acara launching. Setelah itu saya mendapat kesempatan menyampaikan materi selama 2 jam meliputi ; Dasar-dasar Astronomi, Program Komputer Planetarium dan Teknik Observasi Meteor Shower serta diselingi dengan pertunjukan live video imaging planet Jupiter beserta empat galilean satelitnya menggunakan teknik CCD imaging dan teleskop DAUER 8” yang diteruskan ke layar proyektor. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemutaran film astronomi berjudul The Universe, Solar System, Star Empire dan beberapa film dokumentasi kegiatan KIR.
Sekitar pukul 11 malam acara dibreak dengan “midnight breakfast” satu jam lebih awal dari waktu yg direncanakan soalnya makanan takut keburu dingin serta dilanjutkan dengan istirahat sejenak.
Walaupun langit tertutup banyak awan, bulan muncul agak tinggi di arah Timur menandai dimulainya acara observasi bulan. Tiga buah teleskop langsung diarahkan oleh operator dari JAC ke wajah bulan yang malam itu agak benjol dan langsung diserbu oleh para peserta secara bergantian. Beruntung operator teleskop kali ini sudah cukup berpengalaman mengoperasikan, entah karena obyeknya yang cukup besar sehingga mudah dipointing. Satu buah teleskop digunakan untuk pertunjukan lewat LCD proyektor sehingga detil permukaan bulan terlihat dengan jelas kawah dan lembahnya. Saat pengamatan permukaan bulan secara langsung menggunakan mata telanjang, peserta mendapatkan quiz mengenai gambar/pola yang nampak di permukaan bulan. Dari jawaban peserta cukup beragam misalnya ada yang mengatakan melihat seperti gambar kepiting, wajah, wayang, kelinci, dsb. Sampai sekitar pukul 1 dini hari kegiatan observasi bulan baru berakhir kemudian dilanjutkan dengan pengenalan bintang dan rasi. Karena kondisi tempat pengamatan cukup terang maka hanya Rasi Scorpius yang menjadi target utama. Termasuk bintang-bintang terang malm itu seperti Antares di Scorpius, Altair, Deneb dan Vega yang membentul segitiga itu. Dipilihnya bintang-bintang itu karena mudah dikenali. Acara pengenalan bintang dan rasi ini memang cukup terganggu oleh munculnya awan.
Menjelang pukul 2 dini hari, saat jadwal observasi Perseids, cuaca justru sangat tidak bersahabat. Langit Utara tempat radiant Perseids tertutup awan yang cukup rata sehingga tidak satupun bintang di arah radiant ini tampak. Kekecewaan mulai terlihat di wajah setiap peserta. Yah.. mungkin dalam benak mereka berkata; “Sudah susah2 nunggu sampe malem eh... yang ditunggu malah ketutup awan.....betul2 sial..” Duh..! sayapun jadi bingung.. namun saya sempat menyampaikan bahwa inilah suka dukanya menjadi astronom. Untuk mengobati kekecewaan mereka, karena nampaknya awan semakin banyak saja yang muncul panitia memutarkan film yang tidak lagi bertema astronomi. Kali ini yang diputar adalah film animasi berjudul Lionking 1 dan dilanjutkan Lionking 2. Beberapa peserta malah ketiduran. Ternyata di film itu juga ada nuansa astronominya ketika Simba memandang ke langit saat mala hari. Ehh.. bagus juga ini film.. sampe gak terasa sudah azan Subuh. Peserta yang tidur dibangunkan untuk mengikuti shalat Subuh berjamaah di masjid. Saatnya acara penutupan. Dan acara perburuan Perseids pun berakhir dengan Zero Zenithal Hourly Rate alias tak satupun meteor yang nampak pada Hujan Meteor Perseids tahun ini. Tak apalah masih ada shower2 yang lain. Yah...??? sampai jupa di event yang akan datang.....
Acara dimulai sekitar pukul 8 malam didahului dengan sambutan Kepala Sekolah dan dilanjutkan acara launching. Setelah itu saya mendapat kesempatan menyampaikan materi selama 2 jam meliputi ; Dasar-dasar Astronomi, Program Komputer Planetarium dan Teknik Observasi Meteor Shower serta diselingi dengan pertunjukan live video imaging planet Jupiter beserta empat galilean satelitnya menggunakan teknik CCD imaging dan teleskop DAUER 8” yang diteruskan ke layar proyektor. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemutaran film astronomi berjudul The Universe, Solar System, Star Empire dan beberapa film dokumentasi kegiatan KIR.
Sekitar pukul 11 malam acara dibreak dengan “midnight breakfast” satu jam lebih awal dari waktu yg direncanakan soalnya makanan takut keburu dingin serta dilanjutkan dengan istirahat sejenak.
Walaupun langit tertutup banyak awan, bulan muncul agak tinggi di arah Timur menandai dimulainya acara observasi bulan. Tiga buah teleskop langsung diarahkan oleh operator dari JAC ke wajah bulan yang malam itu agak benjol dan langsung diserbu oleh para peserta secara bergantian. Beruntung operator teleskop kali ini sudah cukup berpengalaman mengoperasikan, entah karena obyeknya yang cukup besar sehingga mudah dipointing. Satu buah teleskop digunakan untuk pertunjukan lewat LCD proyektor sehingga detil permukaan bulan terlihat dengan jelas kawah dan lembahnya. Saat pengamatan permukaan bulan secara langsung menggunakan mata telanjang, peserta mendapatkan quiz mengenai gambar/pola yang nampak di permukaan bulan. Dari jawaban peserta cukup beragam misalnya ada yang mengatakan melihat seperti gambar kepiting, wajah, wayang, kelinci, dsb. Sampai sekitar pukul 1 dini hari kegiatan observasi bulan baru berakhir kemudian dilanjutkan dengan pengenalan bintang dan rasi. Karena kondisi tempat pengamatan cukup terang maka hanya Rasi Scorpius yang menjadi target utama. Termasuk bintang-bintang terang malm itu seperti Antares di Scorpius, Altair, Deneb dan Vega yang membentul segitiga itu. Dipilihnya bintang-bintang itu karena mudah dikenali. Acara pengenalan bintang dan rasi ini memang cukup terganggu oleh munculnya awan.
Menjelang pukul 2 dini hari, saat jadwal observasi Perseids, cuaca justru sangat tidak bersahabat. Langit Utara tempat radiant Perseids tertutup awan yang cukup rata sehingga tidak satupun bintang di arah radiant ini tampak. Kekecewaan mulai terlihat di wajah setiap peserta. Yah.. mungkin dalam benak mereka berkata; “Sudah susah2 nunggu sampe malem eh... yang ditunggu malah ketutup awan.....betul2 sial..” Duh..! sayapun jadi bingung.. namun saya sempat menyampaikan bahwa inilah suka dukanya menjadi astronom. Untuk mengobati kekecewaan mereka, karena nampaknya awan semakin banyak saja yang muncul panitia memutarkan film yang tidak lagi bertema astronomi. Kali ini yang diputar adalah film animasi berjudul Lionking 1 dan dilanjutkan Lionking 2. Beberapa peserta malah ketiduran. Ternyata di film itu juga ada nuansa astronominya ketika Simba memandang ke langit saat mala hari. Ehh.. bagus juga ini film.. sampe gak terasa sudah azan Subuh. Peserta yang tidur dibangunkan untuk mengikuti shalat Subuh berjamaah di masjid. Saatnya acara penutupan. Dan acara perburuan Perseids pun berakhir dengan Zero Zenithal Hourly Rate alias tak satupun meteor yang nampak pada Hujan Meteor Perseids tahun ini. Tak apalah masih ada shower2 yang lain. Yah...??? sampai jupa di event yang akan datang.....
Dari Solo saya mendapat pesan singkat bahwa Club Astronomi Santri Assalam (CASA) PP Assalam dengan pembinanya Pak AR juga mengadakan kegiatan Observasi Perseids di kompleks pesantren. Dan selama pengamatan 5 kilatan cahaya meteor sempat terlihat. Bravo!! Lumayaan... obat kantuk.
Bagaimana dengan pengamat2 lain??? Apa kita senasib?, semoga bisa lebih baik..
Salam,
Mutoha
Koord. Jogja Astro Club (JAC)
http://groups.yahoo.com/group/jogja_astroclub
==================================
Bringing Astronomi to the People
==================================
Rekaman Peristiwa dalam gambar
HALO BUNG MUTOHA...!!!
BalasHapusBagaimana kabarnya sekarang?! Oh ya website untuk sekolahan SMP Muhammadiyah 3 Depok Yogyakarta udah jadi lho...!!! Nih alamatnya: http://www.smp-mugadeta.tk. Udah dulu ya saya cuma ingin memberi kabar. Bila Bung Mutoha ingin mengirim e-mail ke saya, ini alamat e-mail saya: yoga_jantibaru@yahoo.com
WASSALAM.....
http://www.smp-mugadeta.tk
BalasHapusWebsite SMP Muhammadiyah 3 Depok Yogyakarta
:: Cendikia, Berprestasi, Islami ::
website SMP Muh 3 Depok (Mugadeta) yang baru: www.smp-mugadeta.co.cc
BalasHapuspengen ikut gabung clubnya gimana???
BalasHapus