Home    About Me    Equipment    Aktivitas    Astrofotografi    Observasi    Downloads   Video    Gallery    Tamu   

Selasa, 20 Maret 2007

Selamat Hari Equinox

Equinox adalah saat dimana posisi matahari berada tepat di ekuator atau garis katulistiwa. Equinox kali ini secara geosentris terjadi pada Rabu, 21 Maret 2007 pukul 00.07 UT/GMT atau 07.07 WIB. Equinox adalah bagian dari siklus tahunan pergerakan harian semu matahari saat terbit, melintas dan terbenam yang disebabkan oleh kemiringan sumbu bumi terhadap bidang orbitnya yaitu sebesar 66.56°. Selama setahun terjadi dua kali equinox. Equinox berikutnya akan terjadi pada 23/09 nanti. Kecuali itu matahari juga akan berada di titik paling Utara pada 21/06 dan berada di titik paling Selatan pada 22/12. Peristiwa ini dikenal dengan istilah Solstice.

Menurut asal katanya equinok bermakna panjang waktu siang sama dengan panjang waktu malam seperti juga anggapan umum. Namun kenyataannya tidak. Saat equinox ternyata siang lebih panjang dari malam. Contohnya di Yogyakarta, menurut simulator Starry Night pada tanggal 21 Maret 2007 matahari terbit pada 05.42 WIB dan terbenam pada pukul 17.49 WIB. Artinya siang lebih panjang 5 menit dari malam. Lho kenapa ya... ada yang tahu..?

Hari ini juga saat paling tepat untuk menentukan arah Timur ketika matahari terbit dan arah Barat ketika matahari terbenam. Selain itu di Indonesia fenomena ini menandai awal Musim Kemarau, sedangkan di Belahan Bumi Utara menandai awal Musim Semi (Spring). Sementara di Belahan Bumi Selatan menandai awal Musim Gugur (Autum/Fall).


Di Pontianak (Kalimantan) terdapat monumen yang dinamakan Tugu Katulistiwa. Tugu ini dibangun pada 1928 oleh para astronom Belanda yang sedang melakukan expedisi di sana. Sepuluh tahun kemudian seorang arsitek Indonesia yang bernama Silaban menyempurnaka bangunan ini sehingga menjadi lebih indah. Ada sebuah tradisi menarik disana saat datangnya peristiwa Equinox. Berbagai pertunjukan kesenian khas dari etnik dayak dan Malaysia digelar di sana. hari itu Tugu Khatulistiwa akan kehilangan bayangannya saat tengah hari selama beberapa menit. Fenomena inilah yang menarik banyak wisatawan untuk berkunjung ke tempat dimana batas belahan bumi Utara-Selatan berada yaitu tepat di titik nol derajat (saya cek pakai Google Earth ternyata geser 116 meter dari garis Ekuator) Apa harus digotong lagi? Nah lho..!

Dan teringat juga sejarah 2000 tahun yang lalu saat Erathostenes seorang ahli matematika dari Yunani yang berhasil mengukur keliling bumi dengan cukup presisi untuk ukuran waktu itu menggunakan fenomena bayang-bayang matahari saat equinox atau solstice. Fenomena equinox juga memungkinkan kita dapat mengetahui posisi geografis sebuah tempat di permukaan bumi ini secara tepat tanpa bantuan peralatan modern hanya cukup menggunakan prinsip bayangan matahari saat tengah hari. Boleh juga nih dicoba ...


Salam,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar